Monday, March 10, 2025

Energi Nuklir untuk Sorgum

Rekomendasi

Selain rasanya lezat, juga bergizi tinggi. Kini dodol sorgum itu mulai banyak diburu konsumen luar negeri, terutama Jepang. “Ini kue favorit pengunjung FNCA 2005,” ujar Renaningsih Setjo, dari Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi, BATAN, yang hadir di cara itu.

Tak berlebihan bila pengunjung kagum pada legit dan manisnya ladu. Sebab kue dodol itu memang istimewa. Berwarna cokelat di tengah dan berbedak tepung putih layaknya snow white—putri salju. Aroma rempah ciri masakan timur—Indonesia—benar-benar tampak.

Itu lantaran ladu diolah dari adonan Shorgum bicolor kualitas tinggi, debutan anyar BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional), galur CTY 01. “Kandungan tanin dan damin yang menyebabkan rasa sepat, lebih rendah daripada sorgum biasa,” ujar Deddy A.R.Natadireja, petani yang ditunjuk sebagai mitra kerja binaan BATAN.

Sorgum CTY 01 istimewa lantaran kadar gizinya tak kalah dengan beras. Awalnya ia lahir dari radiasi sinar gamma sehingga terjadi mutasi genetis dengan sifat-sifat unggul yang lekat. Tengok saja produktivitasnya. Di lahan marginal yang miskin air, seperti Garut dan Gunungkidul saja mencapai 7 ton/ha.

Batang yang besar dan kokoh, ditimpali daun tebal dengan gendutnya malai menjadi ciri khasnya. “Satu pohon bisa menghasilkan 6 ons,” tutur Deddy. Beberapa perusahaan besar mulai melirik potensi sorgum ini. “Sangat potensial untuk bahan baku saus dan rising salad,” ujar Rudy Nanggulangi, presiden direktur PT. Lippo Enterprises.

Galur harapan

Meski masih galur harapan, kini ada lebih dari 17 sorgum keluaran BATAN yang dibudidayakan di Jawa Barat dalam upaya multilokasi. Misalnya saja CTY 01, CTY 02, B78, B79, B100, dan kode-kode lain. “Tingkat keberhasilannya tinggi terutama di sekitar Citamatuh,” ujar Aang Hanafi ah, Deputi Pendayagunaan Hasil Litbang dan Pemasyarakatan IPTEK Nuklir, BATAN.

Makin berkembangnya Sorghum bicolor di Jawa Barat menjadi indikasi tanaman itu disukai petani. Itu lantaran produktivitasnya tinggi dan perawatan mudah. Apalagi jagung cantel—sebutan di Jawa Tengah—itu bisa dipanen lebih dari sekali karena selalu keluar ratoon—anakan.

“Sorgum tanaman alternatif, multiguna, dan kaya nutrisi,” ujar Deddy. Sebab biji sorgum dapat digunakan sebagai bahan pangan, pakan ternak, dan bahan baku industri. Sebagai bahan pangan alternatif sorgum memiliki kandungan gizi yang baik. Biji sorgum juga merupakan bahan baku industri seperti etanol, bir, sirop, lem, cat, dan pati termodifi kasi.

Selain produktivitas tinggi, sorgum juga memiliki sifat keunggulan lain seperti adaptasi luas, tahan serangan hama dan penyakit, serta lebih toleran pada kondisi kekeringan. Oleh karena itu sorgum memiliki potensi yang besar untuk dibudidayakan dan dikembangkan di daerah-daerah kering Indonesia.

Perbaikan varietas sorgum melalui penelitian pemuliaan tanaman dengan teknik mutasi yang dilakukan BATAN adalah radiasi sinar gamma. Upaya untuk memperoleh galur-galur tanaman baru dengan sifat yang lebih unggul dari induknya itu bisa dibilang sukses. Sebab galur-galur tanaman baru yang diuji daya hasilnya di daerah kering Gunungkidul DIY pada musim kemarau 2000—2001 terbukti sangat baik.

“Salah satu tujuan penelitian adalah peningkatan produksi sorgum untuk menunjang program pemerintah dalam ketahanan pangan masyarakat seperti, pencukupan pangan dan pakan ternak selama musim kering,” ujar Aang Hanafi ah, lebih lanjut.

Budidaya mudah

Anggota famili Poaceae itu adaptif pada suhu 23—30°C dengan kelembapan relatif 20—40%. Suhu tanah yang optimal berkisar ± 25°C. Sorgum tumbuh subur di ketinggian = 800 m dpl dengan tingkat curah hujan 375—425mm/tahun. Tanaman itu cenderung menyukai pH pada kisaran 5—7,5.

“Secara umum membudidayakannya sangat mudah,” ujar Deddy, pekebun yang telah menekuni sorgum sejak 2001 itu. Terlebih sorgum bisa ditumpangsarikan dengan jagung. Persiapan lahan terbatas pada pembersihan rumput. Kondisi lahan bisa dengan atau tanpa olah tanah.

Kebutuhan bibit 1 kg/ha. Ditanam dengan tugal pada awal musim hujan atau usahakan saat berbunga tidak bertepatan dengan hujan terusmenerus dan terpaan angin kencang yang bisa menyebabkan gagal panen. Perawatan anggota tanaman serealia itu terbatas pada penyiangan rumput dan pengendalian hama penyakit yang relatif jarang. (Hanni Sofi a)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Anak Muda Berbisnis Hidroponik

Trubus.id–Ahmad Ardan Ardiyanto memanen 25—30 kg selada hijau setiap hari. Ardan—sapaan akrabnya—menjual hasil panen ke tiga toko sayur dan...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img