Trubus.id — Riset ilmiah membuktikan, berpuasa baik untuk pencernaan. Dr. Fereidoun Azizi, periset di Pusat Penelitian Endokrin University of Medical Sciences, Teheran, Iran, mengungkapkan, kontraksi usus akan menurun berselang dua jam selama berpuasa. Ia menyimpulkan, puasa bermanfaat pada kolitis spastik dan beragam gangguan motilitas usus.
Kolitis spastik merupakan radang usus besar ditandai dengan sakit perut, konstipasi dan diare secara bergantian. Sementara itu, motilitas usus merupakan gangguan pada otot sistem pencernaan yang mengubah kecepatan, kekuatan, atau koordinasi organ pencernaan.
Kontraksi usus atau migrating motor complex (MMC) sebagai aktivitas motorik lambung dan usus halus yang berbeda secara mendasar pada keadaan puasa atau baru saja makan. MMC bermula dari lambung dan bergerak menjauh melalui usus halus.
Pada keadaan puasa, MMC memiliki pola dominan yang disebut interdigestive myoelectric complex (IDMEC). IDMEC melindungi lambung dan usus halus dari bakteri melalui pendorongan mekanik sisa makanan dan bakteri dan melalui pelumasan atau lubrikasi lambung dan usus halus melalui peningkatan sekresi asam lambung, aliran cairan empedu dan pankreas.
dr. Danang Ardiyanto, Dokter di Klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus, sepakat puasa menyehatkan. Menurutnya, gangguan kesehatan kerap terjadi karena ketidakteraturan, sedangkan saat puasa tubuh dipaksa teratur.
Keteraturan itu menyebabkan tubuh memiliki jam biologis. Artinya, fungsi biologis tubuh juga akan teratur. Faedah lain saat puasa adalah dapat menurunkan bobot badan, menjaga kesehatan jantung, mengurangi risiko diabetes melitus, dan baik untuk kesehatan mental.
“Menurunkan bobot badan asalkan asupan kalori berkurang,” kata Danang.
Saat puasa, pola makan lebih terjaga. Danang menuturkan, puasa baik untuk penderita diabetes melitus karena dapat meningkatkan sensitivitas reseptor insulin.
“Insulin yang diproduksi oleh tubuh menjadi lebih efektif, sangat bermanfaat terutama untuk diabetesi mengontrol gula darah tetap stabil,” kata Danang.
Faedah lain puasa baik untuk kesehatan mental karena bisa mengontrol emosi sehingga menurunkan kadar hormon stres. Puasa yang berarti ibadah akan merangsang hormon endorfin. Endorfin bermanfaat mengurangi rasa cemas, membuat rileks, dan menyenangkan.
