Friday, October 4, 2024

FAO Tetapkan Sistem Budi daya Salak Bali sebagai Warisan Pertanian Dunia

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id—Badan Pangan Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) menetapkan sistem budi daya salak bali (Agroforestri) sebagai warisan pertanian dunia.

“Ketetapan ini dilakukan oleh kelompok penasehat ilmiah Globally Importan Agricultural Heritage System (GIAHS) saat menggelar pertemuan pada 19 September 2024,” ujar Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Moch. Arief Cahyono dilansir dari info publik.

Pada penjelasan FAO menyebut salak bali memiliki arti penting bagi pertanian global, di mana sistem tanamnya menunjukkan penghidupan dan keanekaragaman hayati serta praktik pengetahuan yang berkelanjutan.

Lanskap pertanaman salak bali juga dinilai menakjubkan serta memiliki nilai-nilai kebudayaan dan praktik-praktik ketahanan pangan. Sistem tersebut memiliki arti yang sangat penting pada kelestarian dan mata pencaharian.

Masyarakat kerap memanfaatkan setiap bagian dari pohon salak bali untuk berbagai keperluan sehingga menjadikan salak tersebut sebagai tanaman tanpa limbah.

Hal itu menunjukkan efisiensi sumber daya yang sangat tinggi dan menjadi salah satu alasan mengapa sistem ini dinilai sangat berkelanjutan oleh FAO​.

Selain itu, masyarakat Bali juga mengintegrasikan sistem agroforesti dengan tanaman mangga, pisang, dan tanaman obat sehingga mampu memperluas diversifikasi tanaman​.

FAO menilai agroforestri di Bali mampu mengintegrasikan budi daya buah salak yang dikenal juga sebagai snake fruit karena kulitnya yang menyerupai kulit ular dengan beragam tanaman.

Sistem itu dikembangkan masyarakat adat bali dengan menggunakan sistem subak tradisional dalam pengelolaan air.

Sistem itu mampu menunjukkan keamanan pangan serta menjaga nilai-nilai sosial dan warisan budaya lokal dan bahkan mampu memiliki tingkat keberlanjutan yang sangat baik untuk generasi mendatang.

Arief menuturkan  pertanian adalah sektor yang paling strategis karena berkaitan dengan berbagai aspek. Termasuk sejarah dan sistem budi daya yang dilakukan sejak lama.

“Pertanian kita memiliki ragam komoditas yang kalau kita kembangkan mampu memiliki aspek lain seperti peningkatan ekonomi, daya saing dan yang pasti warisan sejarah yang terus dijaga,” katanya.

FAO juga menetapkan sistem budi daya kolam ikan karper di Australia dan sistem agroforestri kakao di Sao Tome dan Principe. Dengan tambahan terbaru itu, maka daftar sistem pertanian global kini terdiri 89 sistem di 28 negara di seluruh Indonesia

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Pakar Gizi UNAIR Soroti Terminologi Susu Ikan

Trubus.id—‘Susu ikan’ menjadi topik hangat belakangan ini. Menurut Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Universitas Airlangga (UNAIR), Prof. Dr....
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img