Trubus.id—Pasar ekspor tanaman gambir Uncaria gambir terbuka lebar. Berdasarkan siaran pers Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) Nomor: 188/Press/SM.3.1/IX/2024, Indonesia menguasai 80 persen pasar gambir dunia.
Tujuan ekspor terbesar ke India, selanjutnya Jepang, Tiongkok, Pakistan, Bangladesh, dan sebagian negara Eropa. Bahkan, Indonesia menjadi pemasok 50% pasar gambir di India. Nilai ekspor gambir Indonesia pada 2022 mencapai US$90 juta.
Angka itu diproyeksikan terus melonjak seiring dengan peningkatan kualitas produksi dan perluasan pasar. Harga gambir ekspor bervariasi yakni US$7.500—US$10.000 per ton.
Menurut Asisten Deputi Pembaharauan dan Kemitraan Perkoperasian, KemenKopUKM Destry Anna Sari, Indonesia berpeluang untuk terus meningkatkan pasokan gambir ke pasar dunia untuk memenuhi kebutuhan industri farmasi, penyamakan kulit, dan pengobatan tradisional.
Sumatra Barat merupakan salah satu daerah pengekspor gambir. Menjadi komoditas penting, karena memiliki iklim yang mendukung pengembangan tanaman famili Rubiaceae itu.
Salah satu produsen gambir itu Koperasi Serba Usaha (KSU) Bangkit Mandiri di Kampung Ampalu, Nagari Ganting Mudiak Selatan, Surantih, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan.
KSU yang beranggota 83 petani itu memproduksi empat grade gambir yakni bootch A dengan kadar katekin 90% sebanyak 2 ton per minggu, gambir bootch B (70%-80%) 2 ton per minggu, gambir bootch C (60%-70%) 3 ton per minggu, dan gambir bootch D (40-50%) 5—10 ton per minggu.
Selain bekerja sama dalam hal budi daya dengan petani, KSU Bangkit Mandiri juga menjadi pusat pelatihan, peningkatan kualitas pengolahan gambir, dan pemasaran.
KSU Bangkit Mandiri memasok gambir ke pasar India dan Jepang yang bermitra dengan beberapa perusahaan pengolahan gambir di Sumatra Barat.
Untuk pasar dalam negeri menjalin kemitraan dengan Koperasi Produsen Syariah Gambir Anam Koto Mandiri di Kabupaten Lima Puluh Kota untuk memproduksi gambir bubuk.
“Peran koperasi dalam mengelola komoditas gambir perlu terus diperkuat sehingga KSU Bangkit Mandiri dan Koperasi Syariah Gambir Anam Koto Mandiri ini, mendapat pendampingan oleh Tenaga Pendamping Koperasi Modern (TPKM) dan merupakan peserta Program Koperasi Modern 2024 yang dilaksanakan oleh Deputi Bidang Perkoperasian,” ujar Destry.
KemenKopUKM mengikutsertakan KSU Bangkit Mandiri pada Trade Expo Indonesia 2024. Destry menuturkan kebutuhan gambir akan terus meningkat termasuk di dalam negeri sebagai bahan baku industri makanan, obat-obatan, dan kosmetik.
Ia menuturkan, konsumen domestik semakin menyadari manfaat produk alami yang ramah lingkungan, sehingga permintaan gambir sebagai bahan baku produk-produk itu terus meningkat.
“KemenKopUKM akan terus meningkatkan peran koperasi dalam pengelolaan komoditas gambir agar dapat menerapkan praktik pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan sehingga produksi gambir tidak hanya menguntungkan pemberdayaan ekonomi daerah dan masyarakat lokal, tetapi juga berkontribusi positif terhadap kelestarian lingkungan,” ujarnya.