Silangan cupang hias dengan cupang adu itu mulai populer sejak Desember 2002. Sayang, penyebarannya ke Indonesia terlambat. Beberapa peternak halfmoon Indonesia baru mendatangkan indukan dari Thailand setahun lalu. Sebab itu copper hingga kini masih langka ditemukan di ruang pamer ikan hias.
Menurut Hermanus, hobiis di Tomang, Jakarta Barat, cupang bernuansa logam itu mampu bersaing dengan generasi sebelumnya. Buktinya gelar kampiun halfmoon di Aquavaganza 2003 Desember tahun lalu direbut oleh copper dari Singapura. Pun begitu 2 bulan sebelumnya di Aquarama 2003, ia merengkuh gelar grand champion.
Di tanah air pada semester pertama 2004 ini beberapa peternak mulai sukses menghasilkan anakan siap kontes. Umurnya sekitar 3—4 bulan. Jumlahnya yang masih sedikit membuat harganya melambung dibanding warna lain. Harga anakan copper kualitas kontes mencapai Rp500-ribu—Rp750-ribu. Inilah beberapa jenis copper yang beredar di kalangan hobiis.
1. Halfmoon copper
Ekor panjang dan lebar. Sirip atas dan bawah lebar. Bila sedang mengembang—alias ngedok—sirip akan berimpit satu sama lain membentuk setengah lingkaran atau setengah bulan. Sekujur tubuh mulai dari kepala sampai ekor berwarna tembaga metalik solid. Bila tersapu cahaya, warna merah—seperti tembaga terbakar— terlihat. Berenang lincah dan gesit. Nenek moyangnya Betta imbillis yang telah disilangkan terus-menerus dengan Betta splendens.
2. Plakat halfmoon copper
Ekor pendek dan lebar. Sirip atas dan bawah lebar. Membentuk setengah bulan bila sedang ngedok. Warna sekujur tubuh mirip dengan halfmoon copper. Karakter lebih agresif dan galak dibanding si ekor panjang. Maklum bila dirunut, ia secara genetik lebih dekat dengan Betta imbillis.
3. Double tail copper
Berekor ganda dan berbentuk simetris. Sirip atas dan bawah berukuran lebar dan panjang. Warna tubuh kuning tembaga. Lebih kalem dibanding plakat karena lebih dominan memiliki gen Betta splendens. (Destika Cahyana)