Wednesday, March 5, 2025

Halau Akar Gada pada Semangka

Rekomendasi

Trubus.id—Pekebun semangka di Kabupaten Bondowoso, Provinsi jawa Timur, Erik Susanto, seharusnya memanen 4,05 ton semangka dari 450 tanaman. Sayangnya sebanyak 135 tanaman pada 2021 mengalami pecah buah sehingga tidak laku dijual. Erik merugi Rp6.075.000.

Semula ia menduga tanaman terserang oleh virus gemini atau penyakit kuning. Namun saat diamati hanya bagian ujung daun yang menguning. Setelah membongkar pada bagian akar, ia menemukan bintil-bintil mirip granula.

Tanda-tanda itu diketahui saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam (hst). “Awal mula jumlah tanaman yang terserang tidak sebanyak ini. Hanya satu atau dua tanaman yang menguning daunnya,” ujar Erik.

Selanjutnya Erik mengambil langkah untuk memusnahkan tanaman. Ia mencabut seluruh tanaman yang terserang untuk menghindari penularan yang semakin banyak. Pada penanaman selanjutnya Erik betul-betul memperhatikan setiap fase budi daya mulai dari olah lahan.

Erik mengolah tanah sebelum melakukan penanaman. Ia melarutkan 500 ml pupuk yang mengandung asam amino dalam 167 liter air. Ia menggunakan larutan itu untuk mengocor 11 guludan dengan panjang masing-masing 30 cm.

Selanjutnya ia menutup guludan menggunakan mulsa selama dua pekan. Langkah itu ditempuh untuk memperbaiki struktur tanah dan memacu pertumbuhan akar yang sehat. Ia juga melarutkan 6 ml pupuk yang mengandung asam amino ke dalam 2 liter air untuk bibit semangka sebelum pindah tanam.

Larutan itu cukup untuk menyemprot 450 bibit semangka. Aplikasi dilakukan pada saat umur 10 hari setelah semai (hss). Tujuannya untuk mencegah timbulnya akar gada dari bibit sebelum ditanam.

Usaha Erik membuahkan hasil. Pada musim tanam selanjutnya tidak ada akar gada yang menyerang pada tanaman semangka. Ahli hama dan penyakit tanaman Prof. Dr. Ir. I. Djatnika, M.S., mengatakan penyakit puru akar ditandai dengan daun yang menguning dan layu.

Saat akar dicabut terdapat bintil-bintil yang membesar. Ciri-ciri itu mirip seperti kasus yang dialami oleh Erik.

“Jika serangan terjadi pada saat pembuahan, tanaman masih bisa dipertahankan hingga panen,” ujar Djatnika.

Saat serangan terjadi pada fase vegetatif sebaiknya tanaman dimusnahkan dengan cara membakar.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Kelompok Tani Karya Baru: Inovasi Olahan Cabai Hiyung dari Tapin

Trubus.id–Kelompok Tani Karya Baru merupakan salah satu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Hortikultura  yang mengembangkan produk cabai...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img