Trubus.id—Pemakaian pupuk silika berukuran nano (10-9 m) terbukti meningkatkan produksi padi. Hal itu dirasakan petani padi petani asal Mantingan, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur, Veri Veranto.
Ia menuai 64 ton gabah kering panen (GKP) dari lahan 5 hektare (ha). Artinya sawah milik Veri memproduksi 12,8 ton GKP per ha. Bandingkan dengan petani lain yang hanya mendapatkan 10,8 ton per ha.
Pupuk nanosilika yang dipakai Veri adalah salah satu produk hasil penelitian Dr. Agus Subagio, M.Si., Dr. Erma Prihastanti, M.Si., Ngadiwiyana, M.Si., Khasan Rowi, S.Si., dan Ahmad Gufron, S.Si., dari Laboratorium Bio-Nanoteknologi, Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah.
Hasil penelitian mengungkapkan bulir malai padi sintanur dengan penambahan pupuk nanosilika lebih banyak 53% daripada tanpa nanosilika. Tinggi malai budidaya dengan nanosilika mencapai 26,77 cm, sedangkan tanpa nanosilika 22,3 cm.
Adapun panjang akar penanaman memakai nanosilika 9,57 cm. Sementara panjang akar padi sintanur tanpa nanosilika hanya 8,31 cm. Sistem perakaran yang lebih panjang dapat menembus lapisan tanah lebih dalam untuk mendapatkan asupan air dan nutrisi.
Pemakaian pupuk silika berukuran nano (0,0000000001 meter) efektif dan efisien meningkatkan hasil panen. Alasannya penyerapan silika lebih cepat dan maksimal melalui mulut daun (stomata) karena berukuran nanometer. Pupuk nanosilika kreasi Agus dan tim berasal dari sodium silicate dalam pasir silika yang banyak terdapat di Indonesia.
Tim peneliti tidak memanfaatkan jerami atau sekam karena khawatir jumlahnya tidak mencukupi jika untuk produksi massal. Tidak perlu barang impor untuk membikin nanosilika. Produksi nanosilika menarik dan bisa menjadi bisnis yang luar biasa.