Friday, April 19, 2024

Hemat Berbagi Nutrisi

Rekomendasi
- Advertisement -

Allen menggunakan teknik isi-kosong talang sejak 2006Allen Hartono memodifikasi pemberian nutrisi tanaman secara bergantian. Ia hemat biaya listrik 40%.

Allen Hartono menghemat biaya listrik 40% karena menggunakan teknik isi-kosong bak penanamanHamparan 46 rumah tanam mampu berproduksi 300 kg sayuran per hariSebanyak 46 rumah tanam itu menghampar di lahan 1 ha. Posisi rumah tanam berukuran 20 m x 2,7 m x 2,5 m itu mengikuti kontur tanah yang berbukit-bukit. Saat memasuki rumah tanam, tampak kangkung tumbuh di atas styrofoam berlubang tanam 2 cm x 1 cm. Styrofoam terapung di atas bak serat kaca atau fiberglass berukuran 10 m x 0,8 m setinggi 15 cm untuk menampung larutan nutrisi.

Di sebuah rumah tanam terdapat 4 bak serat kaca masing-masing 2 bak di kanan dan kiri. Saat Trubus menyingkap styrofoam pertama, seluruh akar Ipomoea aquatica itu terendam larutan nutrisi. Namun, saat mengangkat styrofoam di serat kaca kedua, tak terlihat larutan nutrisi. Yang kelihatan hanya akar tanaman anggota famili Convolvulaceae itu menggantung bebas.

Nutrisi bergantian

Pekebun sayuran di Pacet, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur, Allen Hartono, memang mengatur aliran nutrisi. Interval pemberian unsur hara antarbak serat kaca 15 menit. Itulah sebabnya bak yang semula kosong, 15 menit kemudian teraliri nutrisi hingga akar yang menggantung bebas lalu terendam larutan hara. Sementara akar yang semula terendam nutrisi di bak lain, akan menggantung bebas dan begitu seterusnya.

Allen memodifikasi sistem aeroponik. Lazimnya aeroponik mensyaratkan sprinkel dan pengabutan untuk mengalirkan hara. Namun, keduanya tak terdapat di kebun Allen. Pria kelahiran 11 Desember 1954 itu menggunakan alat pengatur waktu yang “menggerakkan” pompa dengan interval tertentu. Mulai pukul 06.00-18.00 pompa itu mengalirkan nutrisi ke bak serat kaca dengan interval 15 menit; pukul 18.00-06.00, interval satu jam.

Nutrisi itu campuran unsur makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman. Pekebun sayuran itu menampung nutrisi di bak berkapasitas 1.200 liter. Jika di sebuah rumah tanam terdapat 4 bak, maka Allen hanya mengisi nutrisi di 2 bak. Pompa akan memindahkan nutrisi dari bak pertama ke bak kedua dan sebaliknya secara bergantian. Pekebun sejak 2000 itu hanya mengisi 20 liter nutrisi dalam bak, selebihnya adalah air bersih.

Ayah dua anak itu menambahkan 30% nutrisi jika panen sayuran jatuh pada musim hujan; 50%, panen ketika musim kemarau. Pada musim kemarau intensitas sinar matahari tinggi sehingga penguapan meningkat. Itu mendorong tanaman menyerap nutrisi lebih banyak untuk mengimbangi laju penguapan. Sebaliknya, pada musim hujan intensitas matahari tidak begitu tinggi. Penyerapan nutrisi pun berlangsung tidak terlalu cepat karena laju penguapan pun tidak terlalu tinggi.

Dalam satu periode tanam yang rata-rata 28 hari, Allen hanya sekali meramu nutrisi. Namun, setiap hari ia mengecek kadar elektrokonduktivitas atau kandungan ion-ion dari bahan kimia terlarut dalam larutan nutrisi. Idealnya elektrokonduktivitas (EC) pada budidaya sayuran aeroponik atau hidroponik mencapai 1,2 mS/cm. Seiring dengan pertumbuhan tanaman, ia menaikkan elektrokonduktivitas hingga 2 mS/cm dan mempertahankannya sampai panen. Allen menyamaratakan elektrokonduktivitas itu untuk semua jenis sayuran.

Lebih lama

Menurut Allen elektrokonduktivitas itu untuk beberapa sayuran seperti kailan dan sawi asin kurang sesuai sehingga pertumbuhan lambat. Solusinya sayuran itu berada lebih lama di pembibitan, kurang lebih 20 hari, lazimnya hanya 15 hari.

Dengan cara itu pekebun berusia 58 tahun itu rutin menghasilkan 20 sayuran daun seperti kangkung, selada, dan caisim. Anak ke-6 dari 10 bersaudara itu rata-rata menuai 300 kg per hari, kecuali Ahad. Ia mengemas sayuran berbobot 250 gram dalam plastik transparan. Ia menjual produknya itu ke pasar swalayan di Surabaya, Jawa Timur.

Pada periode penanaman berikutnya, Allen mengganti seluruh larutan nutrisi. Menurut ahli budidaya sayuran tanpa tanah, Ir Yos Sutiyoso, teknik yang diterapkan Allen bukan termasuk aeroponik. “Sebab tidak ada pemberian nutrisi dengan pengabutan,” kata Yos. Secara harfiah, aeroponik berarti bercocok tanam di udara. Pada aeroponik akar memang tumbuh di udara karena tanpa media tanam. Pemberian nutrisi dengan menyemprotkan larutan hara secara berkala.

Semula pada 2003 Allen menerapkan teknik budidaya aeroponik seperti pada umumnya. Namun, “Lubang keluar sprinkel sering tersumbat. Dampaknya nutrisi tidak keluar maksimal. Pada akhirnya pertumbuhan tanaman terganggu,” ujar Allen. Padahal, ia menggunakan filter untuk mengatasi hal itu. Namun, sumbatan tetap terjadi. Setiap bulan ia selalu mengganti sekitar 20 sprinkel.

Dengan menerapkan sistem isi-kosong bak penanaman, Allen tidak lagi pusing memikirkan sprinkel. Ia juga tidak lagi risau jika listrik padam. Semula Allen dan karyawannya selalu menyemprot nutrisi secara manual jika pasokan listrik terhenti selama 30-60 menit. Tentu saja itu sangat merepotkan.

Namun, kini ia membiarkan saat aliran listrik terhenti. Sebab, larutan nutrisi masih tersisa di dasar bak. Akar tanaman pun masih mampu menjangkau larutan hara itu. Selain itu biaya listrik juga turun drastis. Menurut Allen biaya listrik lebih rendah ketimbang menggunakan sistem lama. Kini ia hanya membayar listrik Rp700.000-Rp800.000 per bulan; semula Rp1,2-juta-Rp1,3-juta. (Riefza Vebriansyah)

 

Teknik Isi-KosongTeknik Isi-Kosong

Pada pukul 06.00-18.00 Allen Hartono memupuk tanaman secara bergiliran. Mula-mula bak penanaman A terendam larutan nutrisi selama 15 menit hingga akar yang menggantung bebas terendam larutan hara. Bak B semula kosong, 15 menit kemudian barulah teraliri nutrisi dari bak A. Pada pukul 18.00-06.00, sistem isi-kosong bak penanaman itu berlangsung per satu jam. Pompa 30 watt yang terpasang dengan pipa poli vinil klorida (PVC) juga terhubung dengan pengatur waktu (timer). Pompa itu bertugas memindahkan dan menyalurkan larutan nutrisi sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Jika sudah panen dua kali, larutan nutrisi dalam bak penanaman A dikeluarkan melalui lubang pembuangan. Setelah bersih, air dari wadah penampung air mengisi bak A melalui kran. Setelah air dalam bak A penuh, ditambahkan larutan nutrisi seperti sesuai kebutuhan.

 

Keterangan Foto :

  1. Allen menggunakan teknik isi-kosong talang sejak 2006
  2. Hamparan 46 rumah tanam mampu berproduksi 300 kg sayuran per hari
  1. Allen Hartono menghemat biaya listrik 40% karena menggunakan teknik isi-kosong bak penanaman

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Ekspor Tanaman Hoya Hasil Perbanyakan, Pemuda di Kabupaten Bogor Raup Omzet Ratusan Juta

Trubus.id—Pebisnis sekaligus penangkar hoya di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Ivan Christian rutin mengirim 200 hoya ke berbagai negara...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img