Trubus.id — Terdapat hoya baru yang amat elok sekaligus memiliki bau harum. Bahkan, keharumannya superwangi seperti bau melati. Itulah hoya krohniana yang dikoleksi oleh Shintarini Aliwargi, pehobi tanaman hias di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
Menurut Shintarini, tanaman itu rajin berbunga sepanjang tahun. Dompolan krohniana terdiri atas 15–20 bunga. Korola atau mahkota bunga berwarna putih dan berbulu. Lapisan atas terdiri atas korona berwarna kuning.
Krohniana mulai mekar sekitar Januari, biasanya setiap pukul 16:00 WIB. Durasi bunga mekar selama 1–2 hari. Menurut Prof. Dr. Ir. Sri Rahayu, M.Si., peneliti di Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya dan Kehutanan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), krohniana itu sebetulnya Hoya lacunosa.
Tanpa bunga mekar pun, hoya tampil menawan. Daunnya elok, tebal, dan tulang daun menonjol, serta berbentuk seperti hati. Shintarini mendatangkannya dari Thailand pada Oktober 2017.
Shintarini merupakan pehobi hoya sejak 2005. Sampai saat ini ia mengoleksi lebih dari 200 varian, seperti Hoya decipulae S. Rahayu & Astuti. Hoya itu bermahkota bunga putih. Bentuk mahkota bunga mengingatkan pada kocokan kue. Pantas saja di kalangan pehobi disebut hoya mixer. Habitat hoya lokal itu di Sumatra.
Uniknya, di setiap ketiak daun berbunga saling bergantian. Satu dompolan rata-rata terdiri atas 8 bunga. Menurut Shinta, Hoya decipulae mulai belajar berbunga setelah tangkai mencapai 30 cm.
Hoya sarang burung berdaun tipis. Tanaman lainnya Hoya versteegii berasal dari Papua. Mahkota bunga terdiri atas dua lapis. Lapis pertama berbentuk bintang dan berwarna putih, sedangkan lapis kedua berbentuk bintang berselimut bulu-bulu. Satu dompolan sekitar 17 kuntum. Keunikan lain bisa dilihat dari daun yang bergerigi dan tengahnya bergelombang.