Trubus.id – Markaswalet, startup binaan Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi (BPBRIN) Universitas Airlangga (UNAIR), menjalin kerja sama strategis dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Kolaborasi ini difasilitasi oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) untuk meningkatkan kapasitas ribuan petani walet di seluruh kabupaten di Kaltim.
Kerja sama tersebut diwujudkan melalui pelatihan Training of Trainer (ToT) yang digelar di Samarinda, Kalimantan Timur. Dalam pelatihan ini, Markaswalet juga meluncurkan aplikasi digital berbasis teknologi untuk mendampingi proses budi daya walet.
Melansir pada laman UNAIR aplikasi ini dirancang untuk mengawal proses produksi dari hulu ke hilir dengan pendekatan agroteknologi. Fitur-fiturnya membantu petani meningkatkan efisiensi, mencatat panen, memantau suhu dan kelembaban, serta mendeteksi gangguan hewan pengganggu melalui sistem kamera IoT yang terintegrasi.
Sarang burung walet masih menjadi salah satu komoditas unggulan berkat nilai jual yang tinggi dan potensinya sebagai produk ekspor. Untuk meningkatkan produktivitas dan mutu hasil budi daya, diperlukan dukungan teknis, pembinaan, serta fasilitas yang berkelanjutan.
Markaswalet juga memperkenalkan parfum walet yang telah digunakan oleh lebih dari 10 ribu petani di berbagai wilayah. Produk ini terbukti mampu mempercepat pertumbuhan koloni dan meningkatkan efisiensi produksi di lapangan.
Startup ini menghadirkan platform yang memungkinkan petani belajar dari materi budi daya yang terstruktur dan mudah diakses. Selama ini, mayoritas petani hanya mengandalkan informasi dari sumber yang tidak selalu lengkap dan akurat.
Melalui kolaborasi ini, Markaswalet turut menjembatani aspirasi petani yang selama ini merasa belum terfasilitasi secara optimal oleh kebijakan pemerintah. Edukasi menjadi fokus utama sebelum penerapan regulasi dilakukan secara luas.
Petani dinilai akan lebih menerima kehadiran pemerintah jika dilibatkan sejak awal proses, bukan hanya saat penarikan pajak. Oleh karena itu, pemerintah didorong untuk turun langsung dalam pengadaan alat, parfum, dan pelatihan teknis.
Ke depan, Markaswalet menargetkan ekspansi ke berbagai wilayah lainnya, termasuk Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Langkah ini menjadi bagian dari misi membentuk komunitas petani sebagai mitra jangka panjang.
Dengan membentuk komunitas lokal yang berdaya, Markaswalet ingin menciptakan pemberdayaan berkelanjutan dan mendorong petani masuk ke rantai pasok ekspor. Edukasi dan teknologi menjadi fondasi utama menuju kemandirian dan daya saing global.