Wednesday, December 11, 2024

Inovasi Kedelai Unggul Melalui Teknik Persilangan Tiga Arah

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id—Tim peneliti Universitas Sumatera Utara (USU) meneliti pengembangkan varietas kedelai unggul dengan teknik persilangan tiga arah (three-way cross).

Tim peneliti itu terdiri dari D.S. Hanafiah, K. Lubis, Haryati, H. Setiado, G.M. Damanik, M.S. Limbong, F.R. Silaen, Joshua, dan A. Lestami.

Hanafiah dan tim menggunakan tiga varietas kedelai yakni Grobogan, Anjasmoro, dan Dega-1. Masing-masing varietas itu memiliki karakteristik tersendiri. Grobogan dan Anjasmoro kedelai yang produktif, sementara Dega-1 dengan tinggi yang lebih menjulang.

Hanafiah menuturkan kombinasi tiga varietas unggul  itu untuk menciptakan kedelai dengan kualitas terbaik dari masing-masing induknya.

“Harapannya, tanaman hasil persilangan ini bisa tumbuh subur di berbagai kondisi lingkungan, sambil tetap menghasilkan biji yang kaya nutrisi dan melimpah,” ujarnya di lansir pada laman USU.

Lebih lanjut ia menuturkan bahwa persilangan tiga arah (three-way cross) itu menggunakan langkah seperti kastrasi, penyerbukan buatan, dan isolasi.  Tim peneliti juga mengawasi setiap tahapan itu dan faktor yang memengaruhi keberhasilan persilangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persilangan antara Grobogan dan Anjasmoro memiliki tingkat keberhasilan mencapai 57,14%. Adapun, persilangan tiga arah antara keturunan F1 (Grobogan × Anjasmoro) dengan Dega-1 menunjukkan tingkat keberhasilan sebesar 35,37%.

Menurut Hanafiah Dega-1 menunjukkan potensi pertumbuhan terbaik.  “Varietas itu memiliki tinggi tanaman dan jumlah polong yang tinggi,” ujarnya.

Ia menuturkan bahwa hal itu mengindikasikan  faktor genetik dari Dega-1 berperan penting untuk menghasilkan tanaman yang lebih tangguh dan produktif.

Kondisi lingkungan

Menurut Hanafiah kondisi lingkungan, kecocokan genetik, dan keahlian tim peneliti berperan penting pada keberhasilan persilangan.Misalnya suhu yang optimal berperan untuk keberhasilan penyerbukan.

“Suhu antara 24–28°C, di mana suhu tersebut dapat meningkatkan keberhasilan penyerbukan,” ujarnya.

Persilangan antara Grobogan dan Anjasmoro menghasilkan polong dan biji dengan bobot yang lebih tinggi. Musababnya dipengaruhi oleh kandungan nitrogen yang memadai di tanah.

“Hal itu menjadi penting, mengingat bobot biji berperan besar dalam menentukan hasil panen,” ujar Hanafiah.

Ia menuturkan bahwa penelitian menunjukkan teknik persilangan tiga arah itu berhasil meningkatkan variabilitas genetik dan potensi hasil kedelai.

“Persilangan Grobogan × Anjasmoro terbukti paling efektif, sedangkan persilangan tiga arah memiliki potensi yang menjanjikan untuk program pemuliaan masa depan,” pungkas Hanafiah

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Kementan Ungkap Strategi Komunikasi dan Promosi Produk Susu Organik

Trubus.id–Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian (Kementan) menjalin kerja sama dengan  Pemerintah Denmark dalam program...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img