Trubus.id–Usup Supriatna berhasil mengolah rumput laut menjadi produk inovatif berupa mi rumput laut dan agar strip. Mi rumput laut merupakan olahan berbahan dasar rumput laut yang dipotong memanjang menyerupai mi konvensional, lengkap dengan bumbu di dalam kemasannya.
Konsumen dapat memasaknya dengan cara yang sama seperti mi instan pada umumnya. Sementara itu, agar strip merupakan produk dari tepung rumput laut yang dapat digunakan sebagai topping untuk salad buah atau es.
Kedua produk itu menggunakan rumput laut jenis Gracilaria sp. yang dibudidayakan di tambak, seperti yang dilakukan oleh petani rumput laut lainnya.
Kendala Kapasitas Produksi
Sayangnya, produksi mi rumput laut dan agar strip masih terbatas karena keterbatasan alat. Akibatnya, Usup belum mampu memenuhi seluruh permintaan pasar.
“Ada permintaan agar strip sebanyak 2 ton per bulan serta 500 kg dari perusahaan lokal,” ujar Usup, yang juga menjabat sebagai Ketua Koperasi Mina Agar Makmur di Desa Pisangsambo, Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Permintaan mi rumput laut juga terus meningkat. Awalnya, produksi hanya mencapai 5.000 kemasan per bulan, tetapi kini berpotensi naik hingga 10.000 kemasan per bulan.
Salah satu pelanggan tetap produk ini adalah perusahaan konsultan diet di Jakarta Selatan yang telah membeli mi rumput laut dari Usup sejak 2020. Permintaan yang terus bertambah, membuat Usup pun kewalahan jika ada pesanan dari pihak lain.
Selain memproduksi mi rumput laut dan agar strip, Usup juga menjual rumput laut kering kepada perusahaan produsen tepung agar-agar. Pada 2024, kapasitas produksi rumput laut kering mencapai sekitar 120 ton per bulan. Namun, jumlah tersebut masih belum mencukupi kebutuhan pasar yang mencapai 2.000—3.000 ton per bulan.
Pasokan rumput laut berasal dari lahan seluas sekitar 500 hektare di Karawang dan sekitarnya.
Prospek Pasar Rumput Laut
Koperasi Mina Agar Makmur meraup omzet ratusan juta rupiah setiap bulan dari bisnis rumput laut. Usup optimistis bahwa peluang pasar masih sangat besar, mengingat permintaan produk turunan rumput laut dan rumput laut kering yang terus meningkat.
Untuk mengatasi keterbatasan produksi, Usup berencana menambah lahan budidaya seluas 100 hektare guna menerapkan konsep corporate farming dalam industri rumput laut.
Dengan inovasi dan strategi pengembangan yang matang, Usup Supriatna membuktikan bahwa rumput laut bukan sekadar komoditas biasa, tetapi memiliki potensi besar sebagai bahan pangan fungsional yang diminati pasar lokal maupun internasional.
Foto: Dok. Trubus