Di habitat asli, Sturnus contra itu hanya bertelur 2 kali setahun. Biasanya mereka kawin saat akhir kemarau atau menjelang musim hujan. Secara naluri ia terangsang untuk berkembang biak saat alam atau lingkungan memungkinkan, seperti hujan dalam jumlah sedikit dan frekuensi jarang. “Saat itu belalang atau jangkrik juga mulai banyak dijumpai di alam,” kata Anda—panggilan Anda Priyono pada acara pelatihan menangkarkan burung berkicau di Solo, Jawa Tengah, medio Oktober 2004.
Menurut penangkar sejak 4 tahun silam itu faktor lingkungan memang sangat berpengaruh pada pola hidup asian pied starling itu. Makanya, kalau mau menangkarkan jalak suren sediakan kandang sebaik mungkin. Anda memakai kandang penangkaran berukuran 85 cm x 85 cm, tinggi 2 m berbahan kawat ram ukuran 1 cm.
Di sisi kanan dan kiri ditutup kayu atau tripleks, untuk menghindari kontak antarpasangan burung. Tak ada patokan arah kandang, ke utara-selatan atau timur-barat. Yang penting sinar matahari pagi bisa masuk ke ruang dalam kandang agar tidak lembap. “Saya belum mengukur secara pasti suhunya, tapi kalau kita masuk ke kandang terasa sejuk, tidak gerah. Udara yang masuk pun sepoi-sepoi,” ucap ayah 2 anak itu.
Harus nyaman
Kandang penangkaran pun harus nyaman. Misalnya, aktivitas perawat jangan sampai mengusiknya. Apalagi saat induk mengeram. Untuk itu Anda membuat 2 pintu terpisah. Yang satu berukuran 100 cm x 45 cm, terletak di bawah, untuk membersihkan lantai kandang dan mengganti air minum. Pintu lain berukuran 20 cm x 15 cm berada di tengah untuk memberikan pakan.
Kolam kecil berisi air bersih harus disediakan di kandang. “Semua burung, termasuk jalak suren menyukai air untuk mandi sekaligus tempat bercumbu,” kata kelahiran Surabaya 34 silam itu. Sebuah baskom kecil untuk tandon air diletakkan di lantai kandang. Wadah itu dibersihkan dan airnya diganti setiap hari.
Glodok atau kotak sarang sangat penting untuk jalak suren saat kawin. Anda membuat kotak itu dari bahan kayu atau tripleks ukuran 20 cm x 30 cm x 40 cm. Pintu keluar-masuk ada di depan. Bagian atasnya bisa dibuka-tutup berguna untuk mempermudah pengecekan telur dan kondisi anakan.
Tempat sarang berupa anyaman bambu berbentuk mirip mangkuk diletakkan di atas kandang. Rumput atau daun cemara kering disebar di sekitar sarang. Ketika mau bertelur, induk akan menata bahan itu ke sarang. Sisi depan kandang bagian atas ditutup karpet setinggi 30 cm agar burung tidak kaget ketika perawat datang. “Bila burung sudah terbiasa, karpet bisa dilepas,” ujarnya.
Pacu libido
Induk juga perlu disiasati agar lebih banyak memproduksi telur. Apalagi tujuan penangkaran untuk mendapatkan anakan sebanyak mungkin. Anda mensyaratkan induk cukup umur, minimal 8 bulan. Kalau induk sudah berjodoh, dosis pakannya 10—15 jangkrik setiap hari. “Kandungan proteinnya cukup untuk memacu birahi. Yang penting dosis sama dan pemberian tepat waktu,” katanya.
Seminggu setelah berjodoh, induk biasanya bertelur 2—4 butir dengan selang waktu sehari. “Ciri mau bertelur, kedua induk sering berduaan dan mulai membangun sarang,” kata Anda. Begitu telur berjumlah 4 butir, induk mulai mengeram selama 14—16 hari. Telur menetas ditandai serpihan cangkang berserakan di lantai kandang.
Piyik umur sehari segera diambil, lalu dimasukkan ke ruangan inkubator—kotak terbuat dari kayu atau tripleks yang dilengkapi lampu sebagai penghangat. Anda menyarankan suhu ruangan di kotak itu sesuai dengan kebutuhan burung. “Suhu terlalu panas menyebabkan burung cepat haus sehingga butuh minum lebih banyak,” ujarnya.
Dalam kondisi tanpa anak, jalak suren akan terangsang untuk melakukan perkawinan lagi. Perhitungan Anda dengan cara itu frekuensi itu berbiak 24 kali. “Bila ragu-ragu, pengambilan anak dapat ditunda hingga berumur seminggu. Hanya dampaknya jumlah anakan berkurang,” ucapnya. Tahap ini perlu ketelatenan dan ketekunan untuk merawat piyik hingga bisa makan sendiri.
Pakan anakan berupa campuran kroto putih dan voer dibuat seperti bubur. Pakan itu diberikan setiap jam, mulai pukul 07.00 sampai 18.00. Dengan bantuan lidi atau serutan bambu kecil, satu per satu piyik disuapi pakan hingga kenyang. Umur seminggu setelah menetas, burung dipasangi ring atau cincin.
Begitu berumur 2 minggu, anakan dipindah ke kandang umbaran terbuat dari bambu ukuran 50 cm x 70 cm x 30 cm. Kandang itu bisa menampung 20 ekor. Setiap pagi kandang dijemur di terik matahari selama 2—4 jam. Selain campuran voer dan kroto, selingi 3—4 jangkrik/hari—sebagai pakannya.
Masa istirahat
Selain menu pakan tercukupi, untuk memacu produktivitas perlu rekayasa udara dan suhu lingkungan. Kondisikan kandang menyerupai saat musim kawin dengan menyemprotkan air ke lantai sehingga agak lembap.
“Memacu induk boleh-boleh saja, tapi perlu dingat bila terlalu sering dapat mengakibatkan induk cepat rusak dan akhirnya tidak produktif lagi. Harus ada pengelolaan induk dengan baik,” kata Anda. Saat induk mabung—rontok bulu yang umum terjadi setiap tahun—segera diistirahatkan. Saat itu daya tahan burung lemah sehingga berisiko terserang penyakit.
Ia menyarankan untuk memindahkan induk yang tengah mabung ke kandang terpisah, lalu kerudungi dengan kain. Berikan jangkrik secukupnya untuk memulihkan tenaga. “Bila perlu tambahkan vitamin ke dalam air minum untuk meningkatkan kesehatan,” katanya.
Saat induk istirahat, waktu yang tepat untuk mengatur lagi suasana kandang penangkaran. Kotoran menumpuk di lantai segera dibersihkan. Kalau perlu ruang dalam kandang difumigasi untuk membunuh bakteri atau penyakit. (Nyuwan SB)