Trubus.id—Jasmina Jeehan—yang bersangkutan enggan disebut nama asli—mengidap kanker serviks stadium II pada 2018. Sakit di perut memang kerap menyambangi Jasmina sejak ia berusia 35 tahun. Namun ia menganggap itu hal biasa.
“Haid tidak teratur dan berkepanjangan, saat berhubungan terasa tidak nyaman, dan pinggang terasa nyeri,” kata perempuan yang kini berumur 46 tahun itu.
Oleh karena itu, warga Kelurahan Ketami, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur, itu mesti menjalani operasi. Saat itu ia benar-benar terpuruk.Bayangan buruk tentang kanker serviks pun menghampiri Jasmina.
Ia mencoba menguatkan diri agar dapat menghadapi gangguan kesehatan itu dengan tenang. Saat itu ia belum berani menjalani operasi. Ia selalu menangis setiap hari setelah mengetahui hasil pemeriksaan dokter.
Demi kesembuhan Jasmina akhirnya menyingkirkan semua kekhawatiran itu. Beberapa bulan setelah terdiagnosis kanker, Jasmina menjalani operasi serta mengonsumsi beragam obat dan vitamin yang merupakan resep dokter.
Namun, hasil pemeriksaan setelah enam bulan operasi belum menyatakan ia terbebas kanker serviks. Oleh karena itu, Jasmina harus menjalani operasi lagi. Dokter menjadwalkan operasi kali kedua akan dilaksanakan pada tiga bulan kemudian.
Dokter sekaligus herbalis di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dr. Sidi Aritjahja, menuturkan bahwa mutasi sel di daerah leher rahim (serviks) memicu kanker serviks. Faktor pemicu kanker serviks antara lain human papiloma virus (HPV).
“Kanker serviks bukan termasuk penyakit menular seksual.Pengobatan kanker serviks dapat dilakukan dengan pembedahan, pengangkatan masa kanker, kemoterapi, dan radioterapi,” kata Sidi.
Namun, pengobatan itu bukan jaminan pasien bebas total dari kanker seperti terjadi pada Jasmina. Peluang sel ganas muncul dan berkembang tetap terbuka. Sembari menunggu jadwal operasi kedua, Jasmina mencari obat alternatif.
Atas saran sesepuh kampung, Jasmina mengonsumsi rebusan daun jarak pagar. Ia segera memetik tiga daun jarak pagar yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua seperti saran sesepuh kampung.
Langkah selanjutnya, Jasmina mencuci bersih daun jarak pagar, merebus dalam tiga gelas air dengan api kecil hingga mendidih. Perempuan kelahiran Kediri, Mei 1977 itu lantas menyaring hasil rebusan dan mengonsumsinya segelas sebelum makan.
Frekuensi konsumsi dua kali sehari. Sepekan pertama Jasmina mengonsumsi rebusan daun jarak pagar setiap hari. Periode berikutnya, ia mengonsumsi rebusan daun jarak tiga hari sekali. Jasmina merasa bugar setelah rutin mengonsumsi rebusan daun kerabat singkong itu.
Keruan saja ia senang dengan perkembangan pada awal 2019 itu. Oleh karena itu, Jasmina memeriksakan diri ke rumah sakit.Dokter memeriksa Jasmina dua kali untuk memastikan hasil pemeriksaan akurat.
Hasil pemeriksaan, “Dokter menyatakan saya tidak usah operasi, karena tidak ada tanda-tanda adanya kanker serviks lagi,” kata Jasmina girang.
Jasmina tidak harus menjalani operasi kali kedua untuk mengatasi kanker serviks. Hingga kini ia tetap mengonsumsi rebusan daun jarak pagar. Jarak pagar mengandungalkaloid, tanin, flavonoid, steroid, saponin, dan fenol.Senyawa-senyawa itu membantu pasien “berjarak” dengan kanker serviks.