Trubus.id — Setiap zaman, setidaknya ada cerita menarik terkait perkembangan dunia budidaya jamur tiram. Trubus merekam rapi perkembangan itu. Berikut rangkuman Trubus seputar jamur tiram lintas zaman.
2004
Aliansi Indonesia Mushroom Centre dengan pekebun jamur asal Tiongkok meriset jamur tiram tanpa baglog di Kumbung jamur di Desa Sangkan, Kecamatan Hurip, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Jamur tiram tumbuh subur di atas hamparan media serbuk gergaji dan bekatul.
2005
Sejak 1998 pekebun jamur di Gadog, Bogor, Bahril Ulum,menyilangkan tiram asli Tiongkok, Thailand, dan India. Lima tahun berselang, tiram grandmaster yang berhasil diadaptasikan di dataran rendah–menengah terlahir dengan kombinasi sifat baik induknya yang stabil.
2006
Pekebun di Ciwidey, Kabupaten Bandung, Muhammad Atamimi, mengganti serbuk gergaji dengan kiambang. Atamimi menuai rata-rata 440–600 gram jamur per baglog.
2007
Ahli jamur di Ciwidey, Kabupaten Bandung, NS Adiyuwono, menggantung baglog dan produksi melambung hingga 56 persen.
2008
PT Bionic Farm di Kampung Jolok, Cipanas, Cianjur membudidayakan tiram merah pink oyster.
2009
Riyadi Harumi pekebun di Jawa Barat mensterilisasi baglog-baglog dengan cepat, hanya 30 menit menggunakan otoklaf.
2010
Petani di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Sukma Tri Perdana membudidayakan jamur tiram di ketinggian 60 m dpl. Produktivitas per baglog berbobot 1 kg mencapai 0,4 kg dalam kurun waktu 3 bulan.
2011
Pada pengujung 2011, periset di Balai Penelitian Tanaman Sayuran, yakni Dr. Etty Sumiati MS, Ir. Diny Djuariah, Dr. Ahsol Hasyim, dan Dr. Eri Sofiari, merilis tiga strain baru. Ketiga jenis jamur tiram baru itu adalah emas, ratu, dan zafira.
2013
Ikhsan Sanubari memiliki strategi menghentikan pertumbuhan sementara jamur tiram dengan cara menutup permukaan depan baglog dengan karet gelang. Itu berguna ketika pasokan tiram berlebih.
2014
Petani di Desa Batulawang, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Asep Permana meningkatkan produksi jamur tiram mencapai 60 persen. Asep menggunakan hormon perangsang tumbuh mengandung mikroorganisme.
2015
Petani jamur tiram di Kota Bogor, Jawa Barat, Akhmadi menggunakan minyak serai wangi untuk mengatasi serangan larva. Hanya 2–3 kali semprot, efektivitasnya mencapai 90 persen.
2017
Petani di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Triono Untung Piryadi, panen tiram dengan mutu prima hingga 95 persen dengan kapasitas baglog 80.000.
2018
Bionic Farm di Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, membudidayakan jamur tiram secara organik.
2019
Pekebun jamur di Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Triono Untung Piryadi mengebunkan jamur tiram cokelat Pleurotus pulmonarius dan Lentinus sajor-caju.