Thursday, April 18, 2024

Jejak Perkembangan Jamur Tiram Lintas Zaman

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id — Setiap zaman, setidaknya ada cerita menarik terkait perkembangan dunia budidaya jamur tiram. Trubus merekam rapi perkembangan itu. Berikut rangkuman Trubus seputar jamur tiram lintas zaman.

2004

Aliansi Indonesia Mushroom Centre dengan pekebun jamur asal Tiongkok meriset jamur tiram tanpa baglog di Kumbung jamur di Desa Sangkan, Kecamatan Hurip, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Jamur tiram tumbuh subur di atas hamparan media serbuk gergaji dan bekatul.

2005

Sejak 1998 pekebun jamur di Gadog, Bogor, Bahril Ulum,menyilangkan tiram asli Tiongkok, Thailand, dan India. Lima tahun berselang, tiram grandmaster yang berhasil diadaptasikan di dataran rendah–menengah terlahir dengan kombinasi sifat baik induknya yang stabil.

2006

Pekebun di Ciwidey, Kabupaten Bandung, Muhammad Atamimi, mengganti serbuk gergaji dengan kiambang. Atamimi menuai rata-rata 440–600 gram jamur per baglog.

2007

Ahli jamur di Ciwidey, Kabupaten Bandung, NS Adiyuwono, menggantung baglog dan produksi melambung hingga 56 persen.

2008

PT Bionic Farm di Kampung Jolok, Cipanas, Cianjur membudidayakan tiram merah pink oyster.

2009

Riyadi Harumi pekebun di Jawa Barat mensterilisasi baglog-baglog dengan cepat, hanya 30 menit menggunakan otoklaf.

2010

Petani di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Sukma Tri Perdana membudidayakan jamur tiram di ketinggian 60 m dpl. Produktivitas per baglog berbobot 1 kg mencapai 0,4 kg dalam kurun waktu 3 bulan.

2011

Pada pengujung 2011, periset di Balai Penelitian Tanaman Sayuran, yakni Dr. Etty Sumiati MS, Ir. Diny Djuariah, Dr. Ahsol Hasyim, dan Dr. Eri Sofiari, merilis tiga strain baru. Ketiga jenis jamur tiram baru itu adalah emas, ratu, dan zafira.

2013

Ikhsan Sanubari memiliki strategi menghentikan pertumbuhan sementara jamur tiram dengan cara menutup permukaan depan baglog dengan karet gelang. Itu berguna ketika pasokan tiram berlebih.

2014

Petani di Desa Batulawang, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Asep Permana meningkatkan produksi jamur tiram mencapai 60 persen. Asep menggunakan hormon perangsang tumbuh mengandung mikroorganisme.

2015

Petani jamur tiram di Kota Bogor, Jawa Barat, Akhmadi menggunakan minyak serai wangi untuk mengatasi serangan larva. Hanya 2–3 kali semprot, efektivitasnya mencapai 90 persen.

2017

Petani di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Triono Untung Piryadi, panen tiram dengan mutu prima hingga 95 persen dengan kapasitas baglog 80.000.

2018

Bionic Farm di Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, membudidayakan jamur tiram secara organik.

2019

Pekebun jamur di Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Triono Untung Piryadi mengebunkan jamur tiram cokelat Pleurotus pulmonarius dan Lentinus sajor-caju.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Demi Energi Bersih Mahasiswa ITB dan IKN Nusantara Bangun Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya  (PLTS)

Trubus.id—Kolaborasi Mahasiswa Institut Teknologi Bandung  (ITB) bersama Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara hasilkan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img