Varietas kacang hijau baru yang genjah, produktif, dan berbiji kecil.

Trubus — Kacang hijau berbiji kecil memiliki pangsa pasar tersendiri di tanah air. Para pengrajin taoge menyukai karakter itu lantaran menghasilkan kecambah dalam jumlah banyak per kilogram. Segmen itu belum tersentuh karena varietas kacang hijau berukuran kecil amat terbatas. Hingga kini baru dua varietas kacang hijau berbiji kecil yang dilepas di Indonesia, yaitu sampeong dan nuri.

Umur panen sampeong lama yaitu 70—75 hari setelah tanam, sementara nuri produktivitasnya rendah, baru di kisaran 1,6 ton per hektare. Oleh karena itu, tim dari Balai Penelitian Tanaman Kacang dan Aneka Umbi (Balitkabi), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) berupaya memberikan solusi. Sejak 2013 mereka merakit kacang hijau berbiji kecil, produktif, dan genjah.
Produktif
Para periset memanfaatkan dua induk kacang hijau varietas sampeong dan galur MMC 679-3c-Gt-1. Kedua tetua itu memiliki keunggulan masing-masing. Karakter sampeong berbiji kecil, warna biji mengilap, dan keragaan tanaman tinggi. Sementara galur MMC 679-3c-Gt-1 berumur genjah 54 hari, masak serempak, warna biji kusam, dan letak polong di atas tanaman. Tim periset menggunakan dua induk itu sebagai induk betina dan pejantan secara bergantian.

Persilangan itu melahirkan varietas kacang hijau baru unggul yang sesuai tujuan penelitian. Hasil uji multilokasi dibeberapa tempat di Jawa Timur yaitu Ngawi, Madiun, Probolinggo, Banyuwangi, Lamongan, dan Malang membuktikan keturunan dari kedua tetua itu unggul dibandingkan dengan varietas pembandingnya yaitu sampeong. Hasil tertinggi di Probolinggo dan Ngawi dengan produktivitas bisa 2,2 ton per hektare.

Varietas Unggul Baru (VUB) kacang hijau pertama yaitu galur harapan 9 (GH9). Galur itu hasil persilangan sampeong sebagai tetua jantan dengan galur MMC 679-3c-Gt-1 sebagai tetua betina. Galur itu unggul dari potensi hasil yang tinggi hingga 2,06 ton per hektare. Angka itu lebih tinggi daripada produktivitas rata-rata nasional kacang hijau yang baru di angka 1,19 ton per hektare. Biji GH9 hijau kusam dan berukuran kecil dengan bobot 3,63 g per 100 biji. Umur masak pun tergolong genjah yaitu 57 hari.

VUB kacang hijau kedua yaitu galur harapan 3 (GH3). Galur itu hasil persilangan sampeong sebagai tetua betina dan galur MMC 679-3c-Gt-1 sebagai induk jantan. Galur itu unggul dari potensi hasil yang tinggi hingga 2,2 ton per hektare. Umur masak pun tergolong genjah yaitu 57 hari.
Biji GH3 hijau mengkilap dan berukuran kecil dengan bobot 3,73 g per 100 biji. Biji kacang hijau tergolong kecil jika berbobot di bawah 4 gram per 100 biji. Karakter kulit biji kusam lebih disukai di daerah Demak, Pati (keduanya di Jawa Tengah). Sementara di Sulawesi selatan menyukai warna kulit mengkilap. Konsumen di Nusa Tenggara Timur menyukai biji berkulit mengilap dan kusam.
Selain keunggulan-keunggulan itu, kedua galur juga terbukti agak tahan terhadap hama penggerek polong, agak tahan terhadap penyakit bercak daun dan embun tepung. Para periset mengajukan kedua galur itu dengan nama vimil 1 dan 2. Vimil singkatan dari Vigna Malang biji kecil. Vigna merupakan nama genus kacang hijau. Surat keputusan pelepasan varietas baru akan keluar pada akhir 2020. (Ir Trustinah, MS, peneliti di Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian)