Trubus.id–Kehadiran varietas kakao RHS 1 dan kakao RHS 2 hasil riset dari peneliti di Pusat Riset Tanaman Perkebunan, Organisasi Riset Pertanian dan Pangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Dr. Ir. Rubiyo, M. Si menjadi harapan anyar para pekebun.
Rubiyo sengaja merakit RHS 1 dan RHS 2 untuk batang bawah tanaman kakao. Kakao RHS 1 dan dan RHS 2 merupakan hasil polinasi terbuka dari tanaman MCC 02 yang diserbuk oleh polen BB1 dan polen S1.
Ketiga varietas itu sudah diketahui kompatibel atau memiliki daya gabung yang bagus. Kompatibel merupakan salah satu syarat untuk merakit sebuah induk varietas baru. Kakao RHS 1 memiliki keunggulan 100% kompatibel dengan semua batang atas seperti S1 dan S2.
Bibit umur 3 bulan memiliki diameter 2—5 mm sehingga termasuk kategori pertumbuhan cepat. Bandingkan dengan ICCRI 08 yang biasa digunakan sebagai batang bawah. Pada umur yang sama diameter bibit hanya 4 mm.
Untuk tingkat kompatibilitas batang bawah ICCRI 08 dengan batang atas hanya 93%. Bandingkan juga dengan batang bawah RHS 2 memiliki tingkat kompatibilitas dengan batang atas sebesar 95—100%.
Pertumbuhan diameter batang bibit umur 3 bulan 4—5 mm. Menurut Rubiyo salah satu tolak ukur batang bawah yang baik yakni memiliki pertumbuhan akar yang baik.
Kakao RHS 1 dan RHS 2 memiliki ketahanan terhadap kanker batang. Ia pernah melakukan uji dengan melakukan disinfeksi menggunakan cendawan Phytoptora palmivora. Tingkat kerapatan yang digunakan 106.Â
Hasil uji tidak terdapat tanda penyakit kanker batang yang menyerang tanaman. Setidaknya Rubiyo membutuhkan waktu hingga 20 tahun untuk merakit kedua varietas itu.
Foto: Salah satu kebun yang mengaplikasikan batang bawah RHS 1 dan RHS 2 di Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. Foto: Dok. Rubi
