Pemandangan di rumah kaca seluas 700 m2 kian marak dengan puluhan pot vanda yang dijajarkan di dinding beranda atas. Belum lagi hamparan spathoglotis alias si anggrek tanah yang dikelompokkan sewarnasewarna. Keindahan taman anggrek pun Trubus saksikan di Singapore Botanic Garden. Di sana beragam vanda berbunga cerah menjadi pusat perhatian.
Boleh jadi terinspirasi keindahan istana anggrek Kebun Raya Bogor dan di Singapore Botanic Garden itulah Agus Rudhy, hobiis di Jakarta Selatan, menyulap halaman belakang menjadi taman anggrek. Puluhan phalaenopsis yang dilekatkan pada lempengan-lempengan pakis ditata rapi di dinding secara bergradasi. Supaya lebih berwarna diselipkan pula beberapa anggrek bulan dalam pot terakota berdesain seperti setengah batok kelapa dan anglo.
Pot-pot terakota berisi sang puspa pesona pun dideretkan di atas rak-rak kayu. Ada juga yang disusun dalam rak besi bertingkat atau ditempelkan di pohon buatan. Sebagai centre point sepot “pohon phalaenopsis” dibuat dari rangkaian Phalaenopsis. amabilis, P. cornu-cervi, P. scchilleriana, dan P. violacea pada batang akasia. Saat mekar masing-masing memamerkan bunga bernuansa ungu.
Butuh teduh
Tak melulu phalaenopsis, taman berukuran 3 m x 4 m itu pun diisi Paphiopedilum glauco berbunga ungu dan Paphiopedilum tonsum berbunga hijau. Lokasinya menyebar di antara tanaman phalaenopsis. Di pot-pot kecil yang diletakkan di tepi taman terlihat Macodes petola anggrek daun bermotif kotak-kotak tipis dan Nephelaphyllum pulchrum yang daunnya seperti hati. Ada juga Phaius tankervilliae dan Calanthe sp dengan bentuk daun sepintas menyerupai tunas kelapa.
Taman yang bisa dinikmati sambil beristirahat di ruang keluarga itu terkadang dipenuhi semerbak aroma Bulbophyllum lobii yang harum. Agus sengaja menyimpan koleksi-koleksi itu di taman belakang lantaran mereka memerlukan cahaya teduh. Taman belakang hanya terkena cahaya matahari 2 jam dalam sehari.
Di halaman depan yang panas, pria yang pertama kali mendapat koleksi anggrek dari sang mertua itu menata dendrobium, vanda, miltonia, dan grammatophyllum. Jenis-jenis itu memang membutuhkan cahaya matahari penuh. Pot-pot anggrek disusun rapi di atas rak-rak kayu, ditempel di dinding, atau disusun menjadi pohon. Saat mekar, warnawarni bunga menyemarakkan taman seluas 2 m x 4 m itu.
Tergantung tempat
Yang juga terinspirasi untuk menyulap halaman belakang menjadi taman anggrek ialah seorang hobiis di Jakarta Timur. Perempuan energik itu memilih menyulap sebuah sudut menjadi taman dendrobium. Anggota famili Orchidaceae itu disusun berbaris di atas tanah, digantung, atau dilekatkan di kayu, dan ditata di rak bertingkat. Saat Trubus berkunjung, puluhan pot terakota yang disusun cantik di bawah saung beratap jaring tengah memamerkan bunga. Yang berwarna ungu mendominasi pemandangan. Dendrobium dipilih lantaran lebih tahan panas dan mudah merawat.
Berbicara soal perawatan Agus menuturkan pentingnya mengatur kondisi taman seperti iklim di habitat asli. Pada prinsipnya anggrek tidak menyukai udara statis. Makanya sebagian pot anggrek—terutama jenis yang “haus” sirkulasi udara seperti cattleya—sebaiknya digantung. Kalau perlu, di salah satu sudut taman—bila letaknya di dalam rumah—diberi kipas angin untuk memperlancar aliran udara. Media tanam yang digunakan sangat variatif tergantung jenis dan lokasi tumbuh.
Mempertahankan kelembapan antara 40—80% pun penting—apalagi untuk jenis phalaenopsis dan cattleya. Caranya dengan melakukan penyemprotan di pagi hari, menyiram lantai, atau menggunakan humidifi er. Namun, kelembapan terlalu tinggi pun tidak diinginkan karena mengundang bakteri dan cendawan penyebar penyakit. Pergerakan udara membantu menurunkan kelembapan.
Kelompokkan
Untuk mengusir pengganggu tanaman, Agus menyemprotkan minyak nimba setiap minggu dengan dosis 5 ml/l. Ia berfungsi sebagai fungisida sekaligus insektisida sistemik. Selain pupuk standar NPK, disemprotkan pula larutan garam inggris sekali seminggu. Dosis 2 sendok teh per 2 liter.
Yang tak kalah penting, jangan sungkansungkan membongkar isi taman anggrek bila tanaman layu, pertumbuhan mandek, atau sudah terlalu rimbun. Lakukan repotting seperti pada penanaman biasa. Setelah kembali prima, anggrek siap ditata lagi dalam bentuk taman. Satu kunci yang layak diingat, kelompokkan tanaman berbunga senada di satu tempat. Saat bunga bermekaran, “warna” taman akan terlihat lebih menonjol dan hidup. (Evy Syariefa/Peliput: Syah Angkasa)