Trubus.id— Ir. Anneke Anggraeni M.Si, Ph.D., dan rekan dari Pusat Riset Peternakan, Organisasi Riset Pertanian dan Pangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), sukses merakit kambing perah unggul.
“Riset itu kami lakukan ketika saya di Balai Penelitian Ternak pada 2018. Di internal kami, diberi nama saanPE, yaitu persilangan kambing saanen dan sapera,” kata Anneke.
Kambing perah itu memiliki potensi tinggi untuk memenuhi kebutuhan susu masyarakat yang masih kekurangan pasokan. Oleh karena itu dimulailah kawin silang antara kambing saanen dan sapera sehingga muncullah saanPE.
Produksi susu saanen tinggi tetapi kurang adaptif. Sementara peranakan etawa adaptif tetapi produksi susu kurang maksimal. Persilangan saanen dengan peranakan etawa menghasilkan proporsi genetik 50% saanen dan 50% peranakan etawa.
“Ketika sapera kami kawinkan dengan saanen lagi, maka proporsi genetiknya menjadi 25% peranakan etawa dan 75% saanen,” kata perempuan kelahiran Lubuklinggau, Provinsi Sumatra Selatan itu.
Namun riset itu terhenti pada September 2022 ketika Balai Penelitian Ternak berubah menjadi Balai Pengujian Standar Instrumen Unggas dan Aneka Ternak.
“Kami masih belum bisa melihat produksi susunya karena sebelum saanpe masuk periode laktasi, lembaga kami sudah berubah,” kata Anneke.
Namun dari indukan sapera saja produksi susu tinggi mencapai 1,9 liter, sedangkan peranakan etawa hanya 1—1,5 liter per hari. Dari segi performa eksternal yakni wajah, bulu, dan bentuk badan saanPE lebih mirip kambing saanen.
“Pembedanya telinga sanPE kecil dan turun hampir jatuh, sedangkan saanen kecil dan tegak,” kata alumnus Newcastle Unviersity, Inggris, itu.
Lalu apakah ada riset lebih lanjut mengenai saan PE di masa mendatang? “Sudah di luar wewenang kami, jadi kami tidak tahu apa ada riset lanjutan atau tidak,” kata Anneke.