Medium chain triglyceride (MCT) merupakan asam lemak unik dengan panjang rantai karbon antara C6-C12 yang bersifat jenuh. Yang termasuk di dalamnya adalah asam kaproat, kaprilat, kaprat, dan laurat. Itu lebih pendek daripada asam lemak C16 dan C18 yang banyak ditemukan dalam minyak Long Chain Triglyceride (LCT) konvensional.
MCT diperoleh melalui proses esterifi kasi gliserol dengan asam lemak berantai karbon C6 dan C12 yang diturunkan dari minyak berkadar laurat tinggi, terutama minyak kelapa. Ia lebih polar daripada LCT sehingga lebih mudah larut di dalam air. Sifat itu membuat MCT—bila dikonsumsi—langsung diserap ke dalam usus tanpa enzim atau asam bile seperti dalam proses metabolisme LCT.
Setelah diserap usus, MCT terikat dengan albumin serum dan meninggalkan usus melalui pembuluh darah balik menuju hati. MCT dioksidasi di dalam hati membentuk keton tubuh dan diedarkan sebagai energi dengan cepat dan hanya sedikit yang dibawa ke jaringan tepi (peripheral tissues) atau pengendapan lemak oleh lipoprotein. Energi dari MCT dikirim ke seluruh tubuh agar keton segera dapat dimanfaatkan. Oleh karena itu, MCT tidak mendorong terjadinya kegemukan dan penyakit jantung.
Energi dari MCT baik bagi individu yang mengalami gangguan pencernaan, penyerapan, dan pengangkutan lemak. Mereka tidak memiliki kemampuan membentuk enzim atau asam bile yang dibutuhkan untuk memecah LCT menjadi asam lemak rantai sedang yang dapat diserap ke dalam usus. Akibatnya, individu tersebut tidak mampu menyerap lemak dan vitamin yang larut di dalam lemak.
Bayi prematur hingga atlet
MCT juga merupakan sumber energi yang baik bagi pasien yang memerlukan pola makan berenergi, seperti bayi prematur. Pun dimanfaatkan sebagai penyedia sumber energi untuk produk-produk nutrisi olahraga. Sifat polaritas MCT yang besar juga menyebabkan larutan yang dihasilkan sangat ideal dibandingkan lemak yang lain. MCT larut dengan senyawa sejenis seperti LCT, termasuk hidrokarbon, ester, dan minyak alami. Namun, karena peningkatan polaritasnya MCT juga larut (miscible) dengan senyawa yang lebih polar seperti alkohol, asam, dan keton, sementara LCT tidak.
MCT tidak berbau, tidak berasa, dan hampir tidak berwarna. Oleh karena itu, MCT tidak mengkontribusi sifat buruk pada produk. MCT secara luas banyak digunakan dalam industri fl avor karena kualitas organoleptik yang baik dan kelarutannya yang tinggi. Dalam industri itu MCT biasanya digunakan sebagai suatu larutan pemercepat kelarutan (solubilizer) atau pembawa, pengencer untuk memotong minyak esensial konsentrat dan fl avor pada stabilitas tinggi, viskositas alias kekentalan rendah, dan keadaan tak berasa yang diinginkan.
MCT mensubtitusi penggunaan larutan fl avor seperti minyak nabati, glikol propilen, triacetin, minyak bumi, dan benzyl alcohol. Industri farmasi juga memanfaatkan kelebihan sifat daya larut MCT dalam vitamin dan formulasi obat.
Fungsi MCT juga bagus sebagai unsur pengembunan (soda) pada produk minuman. Selain digunakan untuk membawa fl avor ke dalam minuman, sifat daya larut dalam air membuat MCT berperan sekaligus sebagai unsur penyoda tanpa tambahan pengemulsi (emulsifi er).
Banyak industri
MCT mempunyai viskositas (kekentalan) lebih rendah (25—31 cp pada suhu 20oC) daripada minyak konvensional. Sifat ini menyebabkan MCT mudah tersebar dan melekat pada permukaan dengan baik, serta menghasilkan keseragaman permukaan. Dengan begitu kebutuhan MCT jauh lebih sedikit daripada LCT pada penggunaan yang sama.
Selain itu, karena viskositasnya rendah maka MCT ideal digunakan sebagai pelapis minyak untuk buah kering. Ia berfungsi sebagai pembatas kadar air (moisture barrier), sehingga mencegah aglomerasi buah pada suhu tinggi. Dengan bobot 0,25% MCT digunakan untuk melapisi raisins kering. Sebaliknya, dengan minyak stabilitas tinggi diperlukan bobot 0,5% untuk pelapisan yang sama. MCT dapat digunakan sebagai minyak semprot untuk melapisi sereal dan sejenis kerupuk (kue kering).
Pemanfaatan lain sebagai bumbu penutup permukaan (toping) makanan kecil (chip) dan makanan bergula seperti permen dan jeli. Di samping itu, MCT digunakan sebagai unsur antilengket untuk sistem dengan kadar gula atau protein tinggi seperti pada pembuatan permen dan buah kering. Berbagai pangan bergula memerlukan minyak dengan viskositas rendah untuk menghasilkan kilatan dan mencegah kelengketan. MCT juga ideal digunakan dalam pangan rendah kalori atau penurun kalori.
Pengganti minyak bumi
MCT mempunyai daya lekat yang baik pada permukaan logam sehingga dapat digunakan sebagai pelumas atau bahan pengelupas. Dalam aplikasinya MCT digunakan untuk melapisi permukaan peralatan pemrosesan dan pengemasan yang bersinggungan langsung dengan produk pangan atau bahan mentah. Di beberapa negara MCT juga dapat menggantikan minyak bumi yang telah dilarang karena alasan toksikologi.
Karena asam lemak rantai sedang sifat jenuhnya terbentuk secara alami, MCT tidak mengandung lemak trans. MCT dapat digunakan untuk menggantikan beberapa atau semua bagian tertentu dari minyak terhidrogenasi dalam suatu formula. Ia dapat digunakan untuk penggorengan ringan. Namun, karena titik pengasapannya (smoke point) lebih rendah daripada minyak konvensional, maka tidak dapat digunakan untuk penggorengan bahan berlemak berat.
MCT sangat stabil pada suhu yang sangat rendah dan tinggi. Ia tidak mengental meskipun dalam waktu yang lama digunakan pada suhu penggorengan (Tabel 1). Keuntungan lain, tidak terjadi polimerisasi atau penghitaman (perubahan warna) akibat penambahan panas. Ini berkebalikan dengan sebagian besar minyak nabati. MCT berwujud cairan jernih dan tidak mengental meskipun pada suhu yang sangat rendah, yaitu 0oC.
Sifat utama MCT adalah stabilitas oksidatif yang tinggi. Ini dapat memperpanjang umur simpan pada produk akhir. MCT mempunyai nilai AOM (Active Oxygen Method) lebih besar dari 500 jam. Bandingkan dengan minyak kedelai nilai AOM-nya 19 jam. MCT dapat digunakan untuk memperbaiki stabilitas oksidatif minyak konvensional. Nilai OSI (Oxidative Stability Index) dari campuran antara minyak konvensional dan MCT meningkat seiring dengan peningkatan jumlah MCT dalam campuran.
Stabilitas oksidatif MCT yang khusus tersebut sangat diperlukan dalam banyak penggunaan. Misal MCT ideal digunakan sebagai unsur antidebu dalam campuran bubuk dan campuran bumbu kering, serta sebagai minyak semprot untuk melapisi sereal, kerupuk (kue kering), dan keripik.
Cegah jantung
MCT memiliki sifat fungsional sebagai antivirus dan antibakteri. Virus dan bakteri pada umumnya dilindungi oleh membran lipid yang menyatukan DNA organisme dengan bahan selular lainnya. MCT akan merusak membran dengan cara melekatkan dan memperlemah membran. Pada akhirnya membran membuka dan isi cairan dalam tubuh virus atau bakteri keluar. Apabila hal itu terjadi, sisa-sisa bakteri dan virus akan disapu bersih oleh sel darah putih.
Ia tidak meningkatkan kadar kolesterol maupun trigliserida, tidak menambah kelengketan atau timbulnya platelet sehingga tidak menimbulkan gumpalan darah berlebihan dan plak penyebab penyakit jantung dan atherosclerosis dari zat yang lain. (Andi Nur Alam Syah, MT, peneliti pada Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian)