Trubus.id — Kalangan remaja rentan mengalami kecanduan internet. Hal itu didukung dengan fakta penelitian yang dilakukan oleh Prof. Suryani, S.Kp., M.HSc., Ph.D., Guru Besar Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran.
Dari hasil penelitian Suryani, sekitar 45 persen remaja yang ia teliti di Kota Bandung menggunakan internet lebih dari enam jam sehari. Penggunaan internet yang lama tersebut untuk kesenangan, bukan untuk kepentingan belajar.
“Ini masalah yang sangat serius,” kata Suryani, dikutip dari laman Universitas Padjadjaran.
Kecanduan internet itu dapat memberikan dampak negatif bagi remaja, seperti menurunkan minat belajar, perubahan mental dan perilaku, ketidakseimbangan emosi, halusinasi, hingga gangguan jiwa berat.
Selain penggunaan internet dalam jangka waktu yang terlalu lama, efek negatif internet ini juga dapat berasal dari paparan informasi yang tidak tepat. Suryani menyayangkan di Indonesia, fenomena kecanduan internet ini belum dianggap sebagai masalah yang serius.
“Ini perilaku addiction sebenarnya. Dampaknya bisa lebih parah dari narkoba,” tegas Suryani.
Penelitian yang dilakukan Suryani sendiri telah berlangsung selama tiga tahun di sejumlah sekolah di Jawa Barat. Penelitian ini juga mengikutsertakan tim Fakultas Keperawatan dari berbagai bidang, seperti keperawatan anak, maternitas, dan medikal bedah.
Dalam penelitian tersebut, Suryani dan tim membuat model pencegahan dan penanggulangan kecanduan internet. Upaya pencegahan dan penanggulangan internet tidak hanya dilakukan orangtua, sekolah, ataupun individu sendiri. Akan tetapi, diperlukan peran bersama dari seluruh pihak terkait, termasuk pemerintah.
“Jadi yang pertama membuat orang menyadari dulu, karena memang dari hasil penelitian kita juga ternyata remaja itu sendiri tidak tahu bahwa sedemikian rupa dampak internet itu ke diri mereka,” jelasnya.
Selain model pencegahan dan penanganan kecanduan internet, Suryani dan tim juga telah membuat policy brief yang akan disampaikan ke pemerintah, serta buku saku sebagai panduan bagi remaja.