Trubus.id — Sebetulnya, khasiat kemenyan sudah mendunia. Pakar kedokteran pada masa kekhalifahan Dinasti Samaniah di Iran, Ibnu Sina alias Avicenna, mencantumkan pemanfaatan kemenyan di buku Qanun fi Thib alias Kitab Pengobatan.
Ibnu Sina menulis khasiat aroma kemenyan untuk mengatasi gangguan pernapasan. Itu sebabnya orang-orang tua di Jawa biasa mencampurkan serbuk kemenyan saat melinting tembakau.
Mereka yakin kemenyan mengurangi dampak buruk nikotin dari tembakau. Beberapa pabrik rokok skala kecil di Jawa Tengah dan Jawa Timur hingga kini masih memproduksi rokok kemenyan. Dengan beragam potensi itu, kemenyan komoditas potensial yang layak dikebunkan.
Namun, di sentra Kabupaten Pakpakbharat, Provinsi Sumatera Utara, banyak pekebun membiarkan pohon-pohon hidup seadanya, tanpa perawatan berarti. Padahal, bila kemenyan dirawat intensif bisa memberikan penghasilan seumur hidup. Hal itu wajar lantaran umur produktif pohon kemenyan mencapai 30 tahun.
Melihat beragam manfaat kemenyan, faktanya memang selain berkhasiat bagi kesehatan tubuh, kemenyan berpotensi dari sisi bisnis.
Membahas potensi kemenyan tentu menjadi suatu hal yang menarik. Pasalnya, selama ini masih banyak ditemukan orang yang mengolok-olok kemenyan identik dengan sesuatu yang mistis. Padahal, sejatinya kemenyan sama sekali jauh dari aroma mistis.
Bahkan, kalau hendak membahas manfaat lain dari kemenyan, tentu akan menggeser titik pandang anggapan mistis pada kemenyan. Bagaimana tidak, faktanya kemenyan bisa dimanfaatkan untuk mengusir walang sangit yang dinilai sebagai musuh utama padi.
Caranya, seminggu menjelang padi dipanen, Anda bisa membakar kemenyan di keempat sudut sawah. Asap dan bau yang dihasilkan kemenyan tidak disukai musuh nomor wahid padi itu. Kalaupun masih takut dicap musyrik, ganti kemenyan dengan belerang. Setidaknya, Anda sudah mengetahui manfaat kemenyan untuk tanaman padi.