Trubus.id—Kelompok Tani Hortikultura Sejahtera Mandiri di Desa Firdaus, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatra Utara, mengolah buah pisang pilihan menjadi keripik dengan berbagai varian rasa yaitu orisinal, cokelat, teh hijau (matcha), stroberi, dan taro.
Harap mafhum buah pisang termasuk bahan pangan yang mudah rusak (perishable) akibat masih berlangsungnya respirasi walaupun buah sudah dipanen. Dampaknya nilai jual pisang jatuh sehingga pendapatan petani berkurang.
Salah satu solusinya yakni mengolah pisang menjadi aneka kudapan seperti keripik seperti yang dilakukan Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) hortikultura yang mengembangkan pisang olahan itu.
Kelompok tani yang berdiri pada 26 Februari 2014 itu memiliki rumah produksi pascapanen (bangsal) yang dilengkapi dengan mesin produksi terstandardisasi. Saat ini Kelompok Tani Hortikultura Sejahtera Mandiri memiliki legalitas dari Kementrian Hukum dan HAM.
Selain itu kelompok tani beranggotakan 25 orang itu memiliki sertifikat halal dari LPPOM MUI dan terstandardisasi SNI Bina UMK, izin edar dari BPPOM MD, dan hak paten merek.
Pemasaran keripik pisang bermerek Zazk KREZZ Chips itu meliputi Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara, dan keluar provinsi. Penjualan secara luring (offline) melalui toko oleh-oleh. Sementara penjualan secara daring (online) melalui lokapasar (marketplace) dan media sosial.
Ketua Kelompok Tani Hortikultura Sejahtera Mandiri, Ahmad Zaki menuturkan penanaman pisang tidak menggunakan pestisida dan pupuk kimia. Sumber nutrisi tanah dari pupuk kompos berbahan baku kotoran ternak seperti domba.
Pakan domba berasal dari limbah kulit pisang sisa hasil produksi keripik pisang. Hal itu menunjukkan adanya inovasi teknologi pemupukan dan pemanfaatan residu dari kulit pisang menjadi saprodi yang bermanfaat.
Pisang merupakan salah satu komoditas unggulan yang memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan buah lainnya. Pisang dapat diusahakan pada berbagai agroekosistem yang tersebar di seluruh Indonesia, permintaan pasar yang cukup tinggi, serta varietas yang beragam dan multiguna.
Keunggulan lainnya pisang dapat dikonsumsi sebagai buah segar maupun olahan serta keuntungan dalam usaha tani pisang cukup besar dengan masa budi daya relatif singkat (1—2 tahun).
Direktur Jenderal Hortikultura, Dr. Ir. Prihasto Setyanto, M.Sc. menyatakan bahwa Direktorat Jenderal Hortikultura mendorong penumbuhan dan pengembangan UMKM Hortikultura guna meningkatkan nilai tambah produk hortikultura baik segar maupun olahan.
Selain itu, penumbuhan UMKM Hortikultura diharapkan mampu mengatasi surplus produksi komoditas segar sehingga selaras dengan program pembangunan pertanian untuk menghasilkan komoditas hortikultura hilir yang unggul dan berdaya saing tinggi.
Sampai tahun 2023 terdapat 760 UMKM Hortikultura yang sudah dikembangkan, sudah mulai menghasilkan, dan sudah mulai memasarkan.
Selain itu terus dikembangkan pada tahun 2024 dengan target 185 UMKM di lokasi sentra produksi hortikultura yang menghasikan sesuai dengan kriteria penerima bantuan yang dipersyaratkan. (Henni Kristina Tarigan)