Trubus.id–Pemilihan varietas kapulaga menjadi salah satu kunci utama sebelum penanaman. Alan Kasma memilih tiga jenis kapulaga yaitu kapulaga putih, kapulaga merah, dan kapulaga merah muda.
Menurut pekebun di Desa Tanjungwangi, Kecamatan Tanjungmedar, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, itu ketiga varietas yang ia tanam terbukti adaptif di kebunnya.
Alan menanam kapulaga di lahan seluas 2.000 m2 dengan jarak tanam 2 m x 2 m. Di kebun milik Alan juga terdapat tanaman tahunan berupa sengon dan kakao dengan jarak tanam 10 m x 10 m. Keberadaan tanaman tahunan hanya berfungsi sebagai peneduh.
“Tanaman kapulaga membutuhkan tanaman yang tinggi sebagai peneduh,” ujarnya.
Alan membuat lubang tanam dengan kedalaman 7 cm. Ia mengisi 3—4 bibit kapulaga setinggi 30 cm di setiap lubang tanam. Ia menanam ketiga varietas itu secara acak. Artinya tidak disatukan pada setiap petakan.
Namun, setiap rumpun berisi varietas yang sama. Jumlah tanaman setiap rumpun bertambah seiring berjalannya waktu. Hingga saat ini terdapat 40—50 tanaman setiap rumpun. Ketiga varietas itu memiliki karakter tanaman yang hampir sama.
Menurut Alan tinggi tanaman bisa mencapai lebih dari 2 m apabila tanah subur. “Tanaman kapulaga menyukai tanah yang lembap,” ujar pekebun kapulaga sejak 2019 itu.
Kapulaga yang tinggi menghasilkan buah yang besar. Alan juga tidak menemui perbedaan signifikan terhadap jumlah buah yang dihasilkan masing-masing varietas setiap masa panen.
Ketiga varietas itu rata-rata menghasilkan 0,4 kg kapulaga basah per rumpun. Menurut Alan perbedaan hanya terdapat pada durasi panen.
Kapulaga putih memiliki waktu panen yang lebih cepat. Tanaman berbuah perdana pada umur 3 bulan. Sementara kapulaga merah dan kapulaga merah muda buah panen perdana pada umur 3,5—4 bulan.
Siklus itu terus berulang. Berarti dalam setahun varietas kapulaga putih bisa dipanen 4 kali. Sementara varietas kapulaga merah dan kapulaga merah muda hanya bisa dipanen 3 kali setahun.
Harga benih kapulaga ketiga varietas itu sama yakni Rp2.000 per batang. Ia memperoleh benih dari penangkar yang tidak jauh dari kebun. Ia memanen 40—50 kg kapulaga kering (setara 2 kuintal kapulasa segar) setiap tiga hingga
Alan menjual kapulaga dalam bentuk buah yang sudah dikeringkan. Ia menjemur buah segar selama 7 hari memanfaatkan sinar matahari.
Buah kapulaga segar dijemur hingga kadar air yang tersisa hanya 22%. Konversi buah basah menjadi buah kering mencaapai 4:1 hingga 5:1. Hal itu merupakan salah satu syarat permintaan konsumen.
Alan menjual langsung hasil panen ke salah satu toko di Kabupaten Sumedang. Tidak terdapat perbedaan harga jual buah kering pada ketiga varietas itu.
Buah kapulaga kering memiliki bentuk dan warna yang sama. Alan menjual buah kapulaga kering dengan harga Rp80.000 per kg. Berarti setiap panen Alan mengantongi pendapatan sebanyak Rp3,2 juta—Rp4 juta.
