Trubus.id — Produsen tempe dan tahu di Indonesia umumnya memilih kedelai unggul dengan ukuran biji besar sebagai bahan baku utama. Demikian pula dengan petani, mencari varietas kedelai berpotensi hasil panen tinggi untuk ditanam. Kedelai Denasa bisa menjadi alternatif jawaban untuk produsen tempe dan petani.
Kedelai Denasa merupakan rakitan dari Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi). Saat ini varietas Denasa ada dua, yaitu kedelai Denasa 1 dan Denasa 2. Keduanya memiliki beragam keunggulan masing-masing.
Menurut Dr. Ir. Titik Sundari, M.P., Kepala Balitkabi, kedelai Denasa dirilis untuk memenuhi kebutuhan petani yang ingin membudidayakan kedelai toleran di lahan ternaungi.
“Petani bisa menumpangsarikan kedelai Denasa 1 dan 2 dengan tanaman tahunan, seperti kelapa sawit, jati, karet, dan kayu putih. Namun, dengan batasan naungan maksimal 50%,” kata Titik.
Berikut ini beragam keunggulan kedelai Denasa.
Denasa 1
Kedelai Denasa 1 memiliki ukuran biji besar dengan bobot mencapai 18,09 gram per 100 biji. Tinggi tanaman 49,3 cm dengan tiga percabangan. Denasa 1 mampu tumbuh dan berkembang di lahan dengan naungan maksimal 50%.
Petani dapat memanen Denasa 1 pada umur 83 hari setelah tanam (hst). Bahkan, dengan menanam Denasa 1, berpotensi memperbaiki kesuburan tanah. Hal ini karena bintil pada akar tanaman anggota famili Fabaceae itu mengandung nitrogen yang tinggi sehingga berguna meningkatkan hara tanah.
Denasa 1 berasal dari persilangan genotip kedelai IAC100/Burangrang/Kaba dengan varietas Argopuro. Sifat biji besar dan bentuk yang menarik agak bulat pada Denasa 1 merupakan warisan dari kedelai varietas Argopuro sebagai tetuanya.
Keunggulan lain, potensi hasil panen Denasa 1 cukup tinggi, mencapai 3,42 ton per hektare dengan rata-rata hasil 2,25 ton per hektare. Selain itu, kandungan protein Denasa 1 mencapai 36,38% bobot kering.
Perihal serangan penyakit, Denasa 1 tergolong agak tahan terhadap beragam penyakit, antara lain karat, hama ulat grayak, dan hama pengisap polong. Namun, kekurangannya, Denasa 1 rentan terhadap hama penggerek polong.
Denasa 2
Kedelai unggul rakitan Balitkabi lainnya adalah Denasa 2. Kedelai Denasa 2 merupakan hasil persilangan dari kedelai varietas Grobogan dengan IAC 100. Ukuran biji yang besar pada Denasa 2 merupakan warisan dari varietas Grobogan. Sementara itu, sifatnya yang toleran terhadap naungan menitis warisan dari varietas IAC 100.

Hasil produksi Denasa 2 tinggi, mencapai 3,43 ton per hektare, sedangkan hasil rata-rata mencapai 1,31 ton per hektare.
Keunggulan lain, dari sisi penyakit, Denasa 2 agak tahan penyakit, seperti karat dan hama ulat grayak. Kekurangannya, rentan terhadap pengisap polong dan penggerek polong.
Varietas Denasa 2 terbilang lebih unggul dari Denasa 1. Hal ini lantaran Denasa 2 lebih genjah (lekas berbuah). Petani bisa memanen Denasa 2 pada umur 78 hst. Lima hari lebih cepat dibanding Denasa 1.
Sayangnya, dari segi jumlah polong, Denasa 1 lebih banyak, hingga 48 polong per tanaman. Adapun Denasa 2 hanya 36 polong per tanaman.