Trubus.id — Sebagian besar pehobi memperbanyak tin dengan setek dibanding cangkok. Dari panjang batang yang sama, setek tin mampu menghasilkan bibit lebih banyak daripada cangkok.
Misalnya, pada satu tanaman tinggi 1 m dengan 10 cabang, hanya menghasilkan 4–7 bibit hasil perbanyakan dengan cangkok. Adapun dengan setek bisa menghasilkan 8–14 bibit.
Perbanyakan tin dengan setek juga lebih cepat ketimbang cangkok. Akar Ficus carica (nama Latin buah tin) lebih cepat tumbuh sehingga lebih cepat, sekaligus lebih banyak menghasilkan bibit.
Batang hasil setek hanya memerlukan waktu 12–20 hari untuk menghasilkan akar, sedangkan cangkok sekitar 28 hari. Namun, tantangan untuk memperbanyak tin dengan cara setek banyak kendala.
Menurut kebanyakan pehobi tin, risiko kegagalan setek lebih besar. Tanpa perlakuan khusus, batang setek akan mati kering dan tidak tumbuh. Bahkan, seringkali saat pehobi mencoba pertama kali setek, umumnya tidak langsung berhasil.
Tingkat keberhasilan setek hanya 10 persen saat awal-awal. Namun, setelah mencoba beberapa kali, keberhasilan akan meningkat hingga 70–80 persen. Salah satu penentu keberhasilan setek tin adalah pemilihan cabang.
Pehobi perlu memilih batang tua berwarna cokelat, dalam masa dormansi, dan berkambium, atau batang bahan setek sebaiknya sudah berkayu dan tidak terlalu tua. Hal ini karena jaringan pada batang yang terlalu tua sulit berakar, sedangkan jika batang muda, belum berkayu, dan berwarna hijau, lebih rawan rusak saat disetek.
Penggunaan zat pengatur tumbuh (ZPT) juga turut meningkatkan tingkat keberhasilan setek. Itulah sebabnya sebelum menanam setekan di media tanam, sebaiknya merendam batang di larutan ZPT sintetis selama 1–2 jam. Tujuannya, mempercepat pertumbuhan akar.
Selain ZPT yang ada di pasaran, pehobi juga bisa mengganti ZPT dengan air bawang merah. Bawang merah dihancurkan, lalu dimasukkan ke 100 ml air. Air rendaman itu dapat digunakan untuk mengganti ZPT sintetis.
