Trubus.id — Teknik tanam hidroponik tidak hanya diterapkan pada tanaman sayuran. Akan tetapi, untuk tanaman hias pun bisa, seperti menanam anggrek dengan cara hidroponik.
Hal itu sebagaimana yang dilakukan oleh Inayat Hanoum, pehobi tanaman hias di Yogyakarta. Ia mengembangkan hidroponik anggrek dendrobium.
Menurutnya, menanam anggrek dengan hidroponik memudahkan pehobi. Salah satunya, penyiraman tidak perlu dilakukan setiap hari karena air selalu tersedia.
Ia mengatakan Yogyakarta tergolong dataran rendah sehingga dendrobium yang termasuk anggrek dataran rendah lebih cocok dan lebih mudah dibungakan. Sebelumnya, ia juga pernah mencoba anggrek bulan alias phalaenopis tetapi sulit berbunga.
Jenis hidroponik yang digunakan adalah hidroponik sistem sumbu atau wick system.Teknik itu dinilai lebih mudah diadaptasikan bagi pehobi yang selama ini telah merawat anggrek dengan cara lama di pot dengan beragam media.
Prinsipnya sederhana, tinggal ditambah sumbu dari dasar lubang pot yang kemudian direndamkan pada sistem hidroponik berupa paralon. Bahan yang umum digunakan untuk sumbu biasanya tali fibrosa,propylene, benang poliuretan, atau wol tebal.
Sumbu berperan sebagai jembatan larutan nutrisi dari penampungan air ke akar anggrek melalui proses kapiler. Sistem sumbu yang baik membutuhkan minimal 2 sumbu selebar 3 cm agar dapat memasok air dan larutan nutrisi yang cukup ke tanaman.
Sementara itu, media tanam yang digunakan dapat berupa coco coir, vermikulit, atau perlite. Inayat lebih menyukai media tanam paling dasar berupa rock wool. Di atas rock wool, pehobi dapat memilih media sesuai kebiasaannya yang terdahulu.
“Yang terpenting saat anggrek dipindahkan dari pot kecil ke pot yang lebih besar, media lama tetap dibawa sehingga dapat beradaptasi. Biarkan akar yang bergerak dari media lama ke media baru seiring pertumbuhan akar,” kata Inayat.
Lebih lanjut, Inayat menyampaikan, sistem sumbu juga tidak memerlukan sirkulasi pergerakan air pada paralon bekerja 24 jam. Hal ini karena akar anggrek tidak terendam langsung air sehingga oksigen masih cukup di daerah perakaran. Sirkulasi air dan pompa udara untuk aerator cukup diaktifkan sehari 2 kali untuk menambah oksigen dalam air.