Trubus.id— Memodifikasi rumah tinggal menjadi rumah walet sangat memungkinkan. Hal terpenting yang mesti diperhatikan yakni lokasi itu merupakan habitat ideal walet. Lokasi rumah walet milik lebih baik lebih dekat dengan sumber pakan.
“Jarak sumber pakan yang dekat dengan rumah walet salah satu kelebihan rumah walet di pedesaan,” kata praktikus walet di Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur, Willy.
Warga di Kecamatan Simpangpesak, Kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung, Martono misalnya mengalih fungsikan bangunan berukuran 4 meter x 20 meter tidak berpenghuni untuk sarang walet. Rumah itu berlantai satu. Padahal lazimnya gedung walet minimal bertingkat dua
Martono membangun rumah monyet, memasang papan sirip dan pelantang (twitter), serta membuat lubang masuk di tempat itu. Hasilnya memuaskan. Ia memanen ratarata 1 kg sarang burung walet saban bulan.
Hasil panen berpotensi meningkat dengan perawatan rumah walet dilakukan dengan baik dan benar. Rumah walet itu merupakan karya ketiga Martono. Sebelumnya ia mengubah rumah panggung berukuran 3 m x 6 m miliknya sebagai gedung walet.
Awalnya rumah panggung itu sebagai tempat singgah keluarga Martono ketika mengunjungi kolam ikan miliknya. Martono mengamati banyak walet kerap berterbangan untuk mencari pakan pada pagi dan sore.
Rumah panggung itu dikelilingi pepohonan dan terdapat kolam ikan. “Ada hutan bakau sekitar 1 kilometer dari rumah panggung,” kata Martono. Lingkungan itu habitat ideal walet. Martono pun segera mengundang walet agar menginap di rumah panggung itu. Ia menggunakan pelantang sederhana dan meletakkannya di depan pintu masuk.
Alhasil burung anggota famili Apodidae itu tertarik masuk, tapi tak kunjung menginap dan bersarang. Kemudian Martono berkonsultasi dengan praktikus walet di Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur, Willy.
Ia pun memasang papan sirip, membuat lubang masuk, dan memasang pelantang. “Kami meminjam 10 pelantang inap dan 1 pelantang panggil,” kata Martono. Lubang masuk berukuran 40 cm x 40 cm berada di sebelah timur dinding.
Hasil modifikasi rumah panggung itu berbuah manis. Tiga bulan berselang walet betah di dalam rumah. Buktinya terdapat 8—9 polesan. Keberhasilan membuat walet bersarang di rumah panggung membuat Martono merenovasi rumah tinggal berukuran 5 m x 12 m yang terbengkalai.
Tujuannya agar makin banyak walet yang menghuni rumah. Berbarengan dengan renovasi rumah panggung, Martono juga memasang papan sirip dan pelantang serta membuat lubang masuk di rumah tinggal yang tidak ditempati.
Selang 3 bulan polesan mulai terlihat pada papan sirip. Hasil panen berangsur meningkat selama 2 tahun. Awalnya ia menuai 100—200 g sarang per bulan. Kini hasil panen 1 kg/bulan. Kemudian Martono memodifikasi 1 rumah tinggal lagi menjadi rumah walet.