Trubus.id—Cerita ikan bawal membawa berkah bagi warga khususnya nelayan. Nelayan di Pantai Samas, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Mugari misalnya. Menurut Mugari, ikan bawal putih biasanya diekspor.
Pembeli lokal jarang yang berani membeli karena harganya mahal. Bawal putih atau silver pomfret, berbentuk belah ketupat dan diyakini melancarkan rezeki. Menjelang Imlek harga ikan bawal laut cukup mahal, bahkan bisa sampai Rp400.000 per ekor.
Nelayan yang lain, Budi mengatakan, mendapatkan 25 ekor bawal laut dan dijual di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pantai Samas dengan harga Rp3,5 juta. “Musim ikan bawal laut ini yang selalu dinanti nelayan,” katanya.
Tri Jarwanto yang sudah bertahun-tahun menjadi nelayan di Pantai Samas mengatakan, beruntung ketika memperoleh 17 ikan bawal dan dijual seharga Rp3 juta. “Perolehan saya termasuk sedikit, karena ada nelayan lain yang mampu menangkap 60 ikan untuk sekali melaut,” ujarnya.
Yang mengharukan adalah perjuangan para nelayan itu. Untuk menangkap rezeki mereka harus menyabung nyawa. Sebuah video di YouTube melukiskan sekali melaut nelayan bisa mendapat belasan juta rupiah.
Tentu dengan diombang-ambingkan ombak dan untunguntungan. Inilah yang harus didukung dengan budidaya ikan bawal baik dengan keramba di laut maupun di kolam air tawar. Untunglah sudah terbangun beberapa sentra pengembangan ikan bawal.
Contoh yang menonjol dilakukan oleh Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam yang mengembangkan ikan bawal bintang. Persilangan antara bawal bintang dan bawal emas melahirkan bawal hibrida yang bisa dipanen dalam tempo 5 bulan.
Ikan Bawal Colossoma macropum mulai disukai dan dibudayakan di Indonesia sejak 1986. Mula-mula sebagai ikan hias dengan nama pomfret fish dalam bahasa Inggris. Jenisnya terdiri atas bawal hitam, bawal putih, bawal emas, dan bawal air-tawar.
“Kandungan nutrisi ikan bawal meliputi omega-3, vitamin (B2 dan D), kalsium, fosfor, dan mineral seperti zat besi, seng, yodium, magnesium, dan kalium. Mengonsumsi ikan bawal bisa menyehatkan sistem kardiovaskuler, menemani program diet sehat, menstabilkan tekanan darah.” Begitu keterangan Klinik Inovasi Agroteknologi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.
Pertanyaan sederhana adalah bagaimana memilih ikan bawal yang berkualitas? Ternyata ibu-ibu yang belanja ikan bawal di pasar perlu memperhatikan tekstur daging, kondisi sisik, kondisi mata dan insangnya.
Semua harus dalam keadaan segar. Dagingnya harus keras, bisa ditekan dengan jari telunjuk. Kalau matanya berkabut, berarti sudah layu. Semakin merah warna insangnya berarti semakin segar.
