Order itu diterima Chartre Nursery pada siang hari. Esok paginya bibit adenium dengan bunga aneka ragam itu siap dikapalkan ke Timur Tengah.
Chartre Saiparsertsri adalah pekebun adenium terbesar di Thailand. Kebunnya terletak di Tambol Homkret, Sampran Nakornpathom, sebuah kota kecil yang ditempuh 2 jam perjalanan dengan mobil dari Bangkok. Pesanan 50.000 adenium itu datang hanya 5 menit setelah Trubus tiba di sana. Dengan mimik penuh permintaan maaf, pria bertubuh tinggi besar itu pamit kepada Trubus untuk memberi komando pada 5 karyawannya.
Pemesan lewat telepon genggam itu meminta adenium berbunga merah, merah muda, dan putih. Telunjuk Chartre pun sibuk menunjuk tanaman di rak-rak di sudut paling belakang kebun. Tiga pegawai dengan cekatan menyortir tanaman setinggi 15—20 cm yang ditunjuk Chartre. Hasil sortiran dipisahkan dan diletakkan di atas hamparan plastik perak.
Selang 20 menit truk yang biasanya mengangkut pasir datang. Dua pegawai lain bergegas menaikkan setek adenium di polibag-polibag itu ke atas truk satu per satu. Sementara itu Chartre terus mengawasi proses penyortiran sembari menyiapkan beberapa dokumen.
Setelah jumlah yang diminta memadai, Chartre kembali bergabung dengan Trubus. Tak ada kepanikan di wajahnya saat menerima order bejibun itu. Sebab stok bibit setek di kebun itu lebih dari 60.000 tanaman. “Itu sebetulnya tanaman cadangan untuk pengiriman ke Singapura dan Malaysia bulan depan,” ungkap Chartre, membuka rahasia.
Serbuan para importir adenium ke nurseri menjadi rutinitas. Penyebabnya, tanaman berkualitas tinggi dan jenisnya selalu baru. Trubus menyaksikan hampir semua tanaman di kebun memamerkan bunga berwarna-warni. Padahal saat itu musim dingin.
Maraknya ekspor adenium di Thailand dimulai sejak 5 tahun silam. Saat itu pasar lokal agak lesu sehingga pekebun banting setir membidik pasar ekspor. Ada sekitar 10 nurseri di Thailand yang rutin mengirim adenium ke seluruh penjuru dunia. Itu sebabnya, menurut Setappong Lekawatana, florikulturis di Department of Agricultural Extension, adenium menduduki peringkat ke-5 komoditas andalan ekspor Thailand.
Jenis baru
Adenium sudah dikenal warga Thailand sejak puluhan tahun silam sebagai tanaman keberuntungan. Namun, pamornya sempat meredup. Ia kembali marak di Thailand setelah Chartre membawa bibit dari Belanda 10 tahun lalu. Jejak Chartre itu diikuti nurseri-nurseri lain.
Untuk urusan adenium, Chartre memang nomor satu. Itu sebabnya kebunnya tidak pernah sepi pengunjung. Dompolan bunga berwarna-warni yang dipajang di deretan terdepan nurseri bagai magnet bagi para kolektor. “Bunganya bagus-bagus dan banyak jenis baru,” tutur Chandra Gunawan dari Godongijo Nursery yang kerap menyambangi nurseri itu.
Harmonisasi penataan taman dan warna menawarkan kenyamanan. Itu membuat pengunjung betah berlamalama di sana. Lihat saja ratusan ribu adenium berbagai ukuran dan warna menghampar bak permadani. Bunga berwarna merah dan merah muda disukai importir mancanegara. Makanya isi kebun didominasi adenium warna-warni itu.
Rak-rak kayu berjejer rapi menopang pot-pot plastik hitam berisi adenium setinggi 15—20 cm. Tanaman ditata berdasarkan jenis dan ukuran. Jenis chomchom—sebutan adenium di Thailand—yang disediakan Chartre Nursery tidak banyak, hanya sekitar 30 jenis. Namun, jumlahnya banyak.
Jenis adenium yang ditawarkan selalu berubah setiap tahun. Maklum Chartre giat melakukan seleksi dari biji. Setiap tahun 3—4 koleksi anyar keluar. Salah satunya daeng malahap yang jadi kebanggaan ayah 2 anak itu. Warna bunga merah dengan corak putih di tengah. Hasil silangan alam itu jadi favorit pembeli asal Timur Tengah, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Eropa.
Laku
Yang sukses berniaga adenium di negeri Siam tak hanya Chartre. Ada juga Anant Kulchaiwatna yang turut mendampingi Trubus kala itu. Palempaleman koleksinya disingkirkan diganti dengan aneka adenium. Ia menggarap pasar ekspor sejak 4 tahun silam. Kini Malaysia, Singapura, Indonesia, Perancis, dan Brunei jadi pelanggaannya. Minimal 20.000 tanaman dikirim setiap bulan ke negara-negara itu.
Setali tiga uang dengan Chartre, Anant lebih banyak menyediakan adenium berbunga merah, karena jenis itulah yang jadi primadona pembeli. Namun, adenium-adenium pemilik Nabant Nursery itu tak hanya warna bunganya yang menarik, pun daunnya cantik.
Di antaranya ada adenium variegata pertama di Thailand yang dijuluki nabant variegated. Ia “lahir” 5 tahun silam. “Jenis variegata tak ada di nurseri lain,” kata ayah 2 putri itu. Kini lebih dari 3 jenis adenium variegata diciptakan.
Tak melulu adenium yang disediakan Anant. Ia juga menyediakan beberapa tanaman elemen taman. Beberapa di antaranya asplenium, anthurium, philodendron, dan bromelia. Lantaran,”Banyak pengunjung kerap menanyakan tanaman itu untuk penhias tamannya,” ujar Anant. Tanaman outdoor itu menempati lahan 2.000 m2 di pojok paling belakang kebun.
Anant merintis kebun yang terletak di Pathumtani, Bangkok, itu sejak 7 tahun silam. Pria setengah baya itu mangawalinya dari 500 pot. Sekarang lahan seluas 1,5 ha penuh dengan mawar gurun, sebutan untuk adenium. “Tanaman ini benar-benar pembawa keberuntungan karena selalu laku,” ujar Anant. (Bertha Hapsari)