Thursday, May 1, 2025

KKP Dorong Hilirisasi Rumput Laut Non-Hidrokoloid

Rekomendasi

Pasar produk rumput laut non-hidrokoloid menunjukkan pertumbuhan signifikan secara global. Precedence Research memproyeksikan pasar biostimulan berbasis rumput laut mencapai USD 12,85 miliar pada 2034 dari USD 4,36 miliar pada 2024 (CAGR 11,42%).

Sementara itu, The World Bank memperkirakan nilai pasar rumput laut non-hidrokoloid untuk pakan ternak mencapai USD 1,2 miliar pada 2030 dan USD 6,4 miliar pada 2050. Pertumbuhan ini didorong oleh kebutuhan praktik pertanian dan peternakan yang lebih berkelanjutan.

Melihat potensi tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong pengembangan hilirisasi rumput laut non-hidrokoloid. Diversifikasi produk dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas kelautan Indonesia.

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Tornanda Syaifullah, menyebutkan pentingnya inovasi produk seperti suplemen nutrisi, pakan, biostimulan, bioplastik, kosmetik, dan kemasan ramah lingkungan. Produk-produk ini berpeluang besar membuka usaha baru yang bernilai ekonomi tinggi.

Sebagai langkah konkret, KKP sedang menyiapkan peta jalan dan rencana aksi nasional pengembangan industri rumput laut terpadu 2025–2029. Dokumen ini bertujuan untuk mengarahkan pemanfaatan rumput laut secara lebih optimal dan inovatif.

Kolaborasi dilakukan bersama United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) melalui program Global Quality and Standards Program (GQSP) Fase 2 dan Tropical Seaweed Innovation Network (TSIN). Dalam proses ini, KKP juga menggandeng sektor publik, swasta, dan komunitas akademik.

Salah satu bentuk kolaborasi diwujudkan dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema “Menguak Peluang Bisnis Olahan Rumput Laut Non-Hidrokoloid”. FGD ini menjadi langkah awal penyusunan dokumen strategi dan peta jalan industri.

“Kolaborasi dan kemitraan antara pemerintah, industri, dan lembaga riset menjadi kunci pengembangan produk non-hidrokoloid,” ujar Tornanda. Ia menambahkan bahwa rumput laut berpotensi menjawab tantangan industri modern secara global.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono sebelumnya menegaskan pentingnya peningkatan kualitas hasil perikanan melalui ekonomi biru. Strategi ini diharapkan mampu memperkuat daya saing produk kelautan Indonesia di pasar dunia.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Inovasi Kombuca dari Buah Sempur

Trubus.id-Peneliti Ahli Muda dari Pusat Riset Botani Terapan (PRBT) BRIN, Yati Nurlaeni, berhasil mengembangkan formulasi kombucha berbahan dasar buah...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img