Trubus.id—Permakultur berasal dari dua kata yaitu permanent atau lestari dan agriculture berarti budidaya. Menuru Praktisi permakultur di Yogyakarta, Khaerul Anam Widya Purnam permakultur desain menata sebuah bentang lahan agar tetap lestari dengan cara meniru alam atau selaras dengan alam.
Menurut praktisi permakultur Luky L. Santoso. permakultur seperti pertanian Indonesia zaman dahulu. Tidak ada pabrik pupuk dan pestisida kimia, tetapi Indonesia bisa mengirim kapalkapal dagang berisi hasil alam ke mancanegara. Kebutuhan masyarakat terpenuhi semua saat itu.
Permakultur bisa dimulai dari rumah dengan memanfaatkan sampah menjadi pupuk untuk tanaman di halaman. “Itu bisa membantu ketahahan pangan dan ketahanan energi,” tutur Luky.
Petani permakultur di Desa Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, itu menanam beragam sayuran di lahan 3.500 m2 . Satu lahan berisi aneka tanaman untuk menghindari serangan hama.
Ia membudidayakan sayuran di bedengan yang ukurannya menyesuaikan kondisi lahan. Yang pasti lebar bedengan sekitar 70 cm. Semua kebutuhan tanaman seperti pupuk dan pestisida berasal dari bahan alam karena ia menerapkan konsep permakultur.
Luky membuat sendiri pupuk dan pestisida alami itu. Pria kelahiran 19 Maret 1971 itu juga menanam rosemari dan serai wangi untuk mengendalikan hama di setiap bedeng sayur. Ia memanen sekitar 60 kg sayuran seperti bayam merah, pakcoi, dan tomat setiap pekan.
“Semua hasil panen terutama untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan sisanya dijual,” kata pendiri Rumah Kayu Permakultur itu .