“Serit kompak. Bukaan ekor 1800 sungguh sempurna,” ujar Hendy Wijaya, salah satu juri. Kelima juri asal Jakarta akhirnya menobatkan kebanggaan Yuyung Halim itu sebagai grand champion.
Kemolekan cupang serit bertubuh merah menyala itu sanggup menghipnotis kelima juri—Hendy Wijaya, Petrus Gideon Sumantri, Syamsul, M Kamil, dan Hermansyah—untuk menyematkan gelar terbaik. “Luar biasa, tubuh proporsional dengan dasar merah yang bersih,” kata Hendy, koordinator juri. Itulah gelar perdana yang diraih cupang merah andalan Yuyung pada kontes Ikan Cupang Hias InBS Award III di Pusat Pengembangan dan Pemasaran Ikan Hias (Raiser Ikan Hias), Cibinong, Jawa Barat.
Kisah sukses cupang asal Tim Sukses, Jakarta itu penuh rintangan. Beradu molek di kategori warna dasar merah, ia bersaing ketat dengan 12 cupang merah lain. Rival terberatnya andalan Roy Kick, Jakarta, hampir menjegal langkah menuju tempat terbaik. “Dari segi ukuran tubuh dan mental semua bagus. Hanya di bagian ekor terdapat noda kuning dan silver,” kata Kamil, juri asal Jakarta setelah menilai di babak 5 besar.
Bak keluar dari mulut buaya masuk kandang harimau. Cupang yang baru tampil pertama kali di kontes itu harus adu ngedok dengan 11 kampiun untuk meraih grand champion. Para pesaing itu adalah unggulan di kelas crown tail, halfmoon, dan plakat.
Wajar bila 5 juri tidak menemukan kata sepakat untuk penentuan juara. Semua ikan tampil dengan performa terbaik. “Jawara maskot tampil luar biasa. Bukaan dan ukuran serit lebih bagus dibanding dasar merah. Sayang, warna tidak eye catching,” ucap Kamil yang menjagokan maskot dan dasar merah. Tampil apik dengan merah ngejreng dan bersih, para juri pun sepakat memberikan gelar grand champion.
Halfmoon ketat
Tak hanya di kelas crown tail yang seru. Di kelas halfmoon, kategori warna dasar gelap pun berlangsung ketat. Juri harus bolak-balik memeriksa kondisi setiap ikan. Kertas pembatas antarakuarium berkali-kali diangkat untuk meneliti secara saksama kesempurnaan tubuh. Ketukan pada dinding akuarium pun acap dilakukan. “Semua juri bingung menentukan juara,” tutur Kamil. Maklum, 14 cupang tampil dengan kondisi sempurna.
Memasuki babak 5 besar, cupang di akuarium 06 itu mulai menunjukkan kebolehannya. Saat sekat dibuka, ekor pun mengembang 180o. “Warna tubuh sangat gelap dengan bukaan sempurna. Mentalnya pun tak kalah,” ujar Kamil sambil mengamati cupang milik Roy Kick itu. Walaupun ukuran tubuh proporsional, cupang kesayangan Ricky Senjaya asal Jakarta harus mengakui keistimewaan warna gelap cupang itu.
Guppy
Tak hanya cupang yang beradu molek. Sehari sebelumnya di tempat sama, 93 guppy turut mempertontonkan kelincahan dan daya tarik corak di hadapan dua juri kontes. Terbagi dalam 7 kategori, Poecilia reticulata andalan dari Yogyakarta, Bogor, Medan, Jakarta, hingga Banjarmasin tampil apik memperebutkan posisi tertinggi. “Animo masyarakat sangat bagus. Dari 50 akuarium yang disediakan ternyata penuh terisi,” kata Tony, panitia lomba sekaligus juri guppy.
Perhelatan perdana yang dilaksanakan oleh Indoguppy itu menobatkan guppy andalan Ricky Senjaya sebagai grand champion. “Guppy itu istimewa. Warnanya terang dan bersih. Ukuran tubuh proporsional dengan corak ekor yang bagus,” kata Tony. Rival terberat, jawara noncorak milik Iksin asal Kelapagading, Jakarta Utara, itu sebenarnya mampu menjegal langkah sang juara. Sayang warna dan ukuran tubuh kurang memikat.
Di kategori penangkar juga terjadi persaingan alot. Diikuti 20 peserta, juri sempat kebingungan menentukan juara. “Semua bagus. Menentukan keseragaman dalam satu akuarium sangat sulit,” ucap Nico, juri kontes. Tampil apik di akuarium 09, 10 guppy memiliki keseragaman yang sama, warna sempurna, dan ukuran tubuh besar. Wajar jika juri menobatkan guppy milik Suryo Subroto, asal Bekasi itu sebagai jawara.
Semarak
Kontes cupang dan guppy bak jamur tumbuh di musim hujan. Setelah sukses di Raiser, Cibinong, sebulan kemudian giliran Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Pusat yang mengadakan adu molek ikan hias. Adu ngedok cupang diikuti 120 peserta terbagi dalam 5 kategori yaitu dasar, kombinasi, maskot, warna bebas yunior, dan halfmoon. Sedangkan kontes guppy diikuti 12 peserta hanya memperlombakan kategori bebas.
Di kontes cupang, ketiga juri—Bambang Eka Perkasa, Ahmad Yusuf, dan Kamil—menobatkan cupang milik Irwan Sugandi sebagai grand champion. Soalnya, mental jawara ikan berserit merah kombinasi biru itu memang luar biasa. Saat sekat biru diangkat, ekor langsung mengembang 1800 sempurna, sirip atas dan bawah tegak menantang. “Mental tanding sangat bagus. Size tubuh proporsional,” ujar Ahmad Yusuf.
Berhasil menekuk 24 pesaing di kelas maskot, cupang bertubuh proporsional itu langsung menantang jawara-jawara di setiap kategori. Jawara dasar dan kombinasi hampir menghancurkan mental jawara maskot itu. ”Keduanya memiliki warna yang bagus. Mental pun tak kalah,” kata pemilik Azmi Akuarium itu. Sayang, bukaan ekor warna dasar kurang lebar sedangkan kombinasi kurang rapi.
Di deretan akuarium guppy, kehebatan ikan milik Suryo Subroto kembali teruji. Setelah meraih jawara di kategori penangkar saat kontes di Raiser, Cibinong sebulan lalu, guppy andalan Suryo—demikian akrab disapa—kembali meraih peringkat pertama.
Tiga guppy berekor kemerahan itu tampil cemerlang menekuk 11 guppy lain. “Warna seragam, rapi, dan tubuh lurus tidak bongkok,” kata Ahmad Yusuf, yang juga menjuri kontes guppy. Saingannya, yellow platinum tuxedo albino hampir menjegal guppy di akuarium G8 itu. Sayang, ekor kurang lebar dan ukuran tubuh tidak seragam.
Kontes cupang dan guppy itu dilaksanakan untuk merayakan HUT ke- 477 Kota Jakarta dan HUT Kemerdekaan ke-59 RI. Bekerjasama dengan kotamadya Jakarta Pusat, kontes yang diselenggarakan pada 8 Agustus 2004 di bilangan PRJ, Kemayoran itu terbilang sukses. (Rahmansyah Dermawan)
