Padahal, biasanya persia milik hobiis lain dimandikan sepekan sekali. Pria 32 tahun itu juga menempatkan Candirand di ruang bersuhu 24oC. Jerih payahnya diganjar 2 gelar bergengsi di kontes internasional di Malaka, Malaysia: best in champion sekaligus best in show.
Gelar best in champion pantas disandang Candirand. Persia kelahiran 5 Maret 2004 itu tampil sempurna di hadapan kelima juri. Luar biasa, semua juri yang duduk saling berjauhan sepakat mendaulat Candirand sebagai jawara pertama. “Penampilan, bulu, warna, dan kesehatan sangat bagus,” ujar Allan Raymond, juri asal Queensland, Australia, kepada Trubus usai lomba.
Hal serupa disampaikan oleh Diana Rothermel. Ketika juri asal Arizona, Amerika Serikat, itu menggerak-gerakkan bulu ayam, kedua bola mata Candirand terus mengikutinya. Malahan kadangkadang kaki depannya berupaya menangkap bulu itu. Penonton yang duduk tenang di hadapan juri pun berdiri, memberikan aplaus meriah buat kemenangan itu. Keruan saja wajah Tanawat berbinar-binar. Di atas panggung saat menerima piala senyum pun ditebar.
Pengamat kucing asal Indonesia, Cacang Eff endy, yang menghadiri kontes sependapat. “Kucing betina bisa sebesar itu, luar biasa karena biasanya didomonasi kucing jantan. Jarang sekali di negara tropis bulu persia dapat bersih dan mengembang seperti itu,” ujar Cacang yang juga pembiak kucing di Kalimalang, Bekasi Selatan. Bulu panjangnya putih bersih sehingga banyak hobiis lain berdecak kagum setiap kali melihat Candirand.
Pantas kelima juri mendaulat Candirand sebagai jawara pertama di kelas championship. Kelas itu diperuntukkan bagi kucing dewasa—umur minimal 10 bulan—yang telah meraih gelar champion di konteskontes sebelumnya. Boleh dibilang itulah kelas para bintang. Di kontes South East Asia International Cat Show 2005, kelas itu diikuti 19 peserta dari Malaysia, Th ailand, dan Jepang.
Thailand lagi
Candirand seperti kaisar Romawi, Julius Caesar, yang bersemboyan vini vidi vici. Datang, lomba, lalu menang. Di kontes itu Candirand satu-satunya kucing yang meraup peringkat ke-1 dari 5 juri berbeda. Dengan demikian hasil biakan Christy Miller itu menyabet gelar paling bergengsi: best in show. Keturunan Somebody Slap Me (induk jantan) dan Catillak Sweet Dream juga menjadi satu-satunya kucing yang menggondol 2 gelar sekaligus: best in show dan jawara kelas champion.
Rahasianya? Seperti dikisahkan di awal, rutin dimandikan 2 hari sekali. Perawatan lain, “Bangkok kan panas, paling saya meletakkan mesin pendingin ruangan untuk kucing-kucing persia saya,” ujar pria berambut sebahu itu. Sejak pagi—sebelum kontes dimulai—Tanawat terus menyisir bulu persia yang panjang. Di sela-sela makan sekalipun.
Kemenangan Candirand diikuti oleh Cat4Love Nokkamin yang juga datang dari Th ailand. Koleksi Suchart Ujathammaratana itu menjadi yang terbaik di kelas kitten. Tiga juri—Yaeko Takano, Bryan Pearson, dan Allan Raymond—mendaulat persia 6 bulan itu sebagai jawara ke-1. Pesaing terberatnya adalah Mr Man yang memperoleh gelar terbaik hanya dari 2 juri: Diana Rothermel dan Kenji Takano.
Diana menempatkan Nokkamin sebagai jawara ke-3; Kenji, ke-2. Dengan perolehan nilai seperti itu Nokkamin berhak menyandang gelar jawara best in kitten. Cacang Effendy yang melihat sosoknya menuturkan, proporsi tubuhnya bagus sekali. “Tubuhnya berbentuk kotak, mukanya besar,” ujar pemilik Chandra Cattery itu. Suchart Ujathammaratana, perempuan 32 tahun, yang ditemui Trubus usai penganugerahan gelar itu mengungkapkan, tak ada perawatan khusus menjelang kontes.
Starqish & Kissables
Tiga gelar—best in kitten, best in championsip, dan best in show—direbut oleh 2 kucing dari Th ailand. Tuan rumah menyabet 2 gelar. Salah satu di antaranya dipersembahkan oleh Starqish Red yang menjadi terbaik di kelas household pet. Kucing jenis british short hair koleksi Shahrul Zafi di itu diganjar jawara pertama oleh 2 juri, Diana Rothermel dan Bryan Pearson—keduanya dari Amerika Serikat.
Pesaing terdekatnya Oro di sangkar 109 yang dinobatkan sebagai jawara pertama masing-masing oleh juri Kenji Takano dan Allan Raymond. Dengan demikian 2 kucing terbaik di kelas household pet itu sama-sama mengantongi 2 jawara pertama. Namun, total nilai yang dikumpulkan Starqish jauh lebih unggul. Itu karena satu juri lain, Yaeko Takano, mendaulat Starqish di peringkat ke-3. Di mata Yaeko, rival Starqish malah tidak masuk 10 besar.
Satu gelar lainnya diraih Kissables Harley Davidson di kelas premiership. Kelas itu diperuntukkan bagi kucing-kucing dewasa yang dikebiri dengan berbagai alasan. Misalnya, lantaran beberapa kali keturunannya kurang bagus atau skrotum hanya satu. Persia jenis brown tabby koleksi Wilson HB Ng itu hampir tampil sempurna. Selain Diana Rothermel, keempat juri lain mendudukkan Kissables sebagai jawara pertama.
Pesaing terdekatnya yang menguntit pada awal kontes, Fullneko Michael of Versace, mesti puas di peringkat ke-2. Hanya 2 juri yang menobatkan koleksi Wilson HB Ng berumur 1 tahun itu di tempat pertama. Artinya 2 peringkat terbaik di kelas premiership digondol oleh koleksi Wilson, Kissables dan Fullneko. Itu yang membuat presiden organisasi penggemar kucing di Malaysia itu tersenyum puas.
Karantina
Kontes kucing internasional diselenggarakan oleh Felice Society of Malaysia. Organisasi penggemar kucing yang dipimpin Wilson Ng itu untuk kesekian kalinya menggelar lomba yang diikuti satwa klangenan dari Filipina, Jepang, Malaysia, dan Th ailand. Total jenderal 115 kucing berbagai ras unjuk kebolehan di sana. Namun, tak satu pun hobiis Singapura yang menurunkan koleksinya di lomba akbar itu.
“Kucing harus dikarantina sepulang kontes selama sebulan. Pemilik harus bolak-balik untuk mengecek kesehatannya. Ini yang merepotkan,” ujar Norhayati, hobiis Singapura. Padahal lokasi kontes relatif dekat, 2 jam jalan darat dari dari Singapura. Lomba berlangsung di Cowboy Town, Hotel Afamosa, Malaka, pada 24 Juli 2005. Penjurian mengadopsi sistem Cat Fanciers’ Association.
Lima juri internasional didatangkan panitia untuk menilai peserta yang dibagi dalam 4 kelas, kitten, household pet, championship, dan premiership. Oleh karena itu kontes disebut ring 5. Pada skala yang lebih besar, kontes mencapai ring 8 sehingga ada 8 juri yang menakar kemolekan kucing. Dengan 115 peserta saja, kontes baru berakhir pukul 20.15. Para peserta pun meninggalkan kota tua yang biasa disebut Kra.
(Sardi Duryatmo)
Rahasia Jawara Starqish
Juli 2 pekan terakhir, Shahrul Zafi di sibuk bukan kepalang. Sebelum berangkat dan usai pulang kerja, bujangan 27 tahun itu memberikan sebuah kapsul vitamin kepada 4 kucingnya. Biasanya vitamin jarang diberikan bila tidak menghadapi kontes. Karyawan swasta di Kualalumpur, Malaysia, itu mengoleskan bedak ke sekujur tubuh mereka. Dua hari sekali mereka dikeramasi dengan sampo khusus. Itulah kiat Shahrul menjelang kontes internasional di negara bagian Malaka, Malaysia.
Starqish Red—salah satu jagoannya dari total 4 ekor yang diikutkan lomba—meraih gelar bergengsi best house pet pada kontes itu. Kucing jenis british short hair itu biasanya dikeramasi sepekan sekali. Demikian juga dengan penaburan bedak kulit. Namun, 2 pekan menjelang kontes—24 Juli—frekuensi perawatannya ditingkatkan. “Untuk membersihkan pinjal (kutu, red) dan agar bulu tidak lengket,” katanya.
Hasilnya, bulu kucing berumur 1,4 tahun itu tampak bersih dan mengembang. Itu memang salah satu poin terpenting saat penjurian. Selain itu khusus kelas household pet, kucing harus jinak dan dapat diajak bermain-main. “Kelas itu memang diperuntukkan khusus untuk kucing pet,” ujar Cacang Effendy, pengamat kucing. Kucing berumur 1,4 tahun itu diganjar jawara pertama oleh 2 juri, Diana Rothermel dan Bryan Pearson—keduanya dari Amerika Serikat. Dengan prestasi itu ia meraih gelar terbaik di kelas house hold pet. Selamat Starqish! (Sardi Duryatmo)