Imbalan setimpal bila Rinting Oyee diganjar gelar paling bergengsi. Ia sanggup memukau tim juri dengan penampilan prima yang penuh daya tarik. Inisiatifnya bagus saat di atas panggung. Tanpa dipancing, ia sudah membusungkan dada, ujar Hengky Tanjung, ketua tim juri. Ukuran tubuh yang proporsional ditunjang dengan bentuk kepala, ekor, kaki, dan warna yang nyaris sempurna, menjadi modal lainnya untuk tampil menawan.
Perjalanan Rinting untuk menduduki juara 1 kelas dewasa A bukan tanpa aral. Sebelumnya, serama kebanggaan Aris Hartanto dari Boutique Hobbies itu mesti beradu molek dengan rival terberat, Rinting Emas dari Bima Sena Bintaro. Terpaut angka tipis, Rinting Oyee wakil Cempaka Mas mampu menorehkan angka 76, sekaligus mengukuhkan diri sebagai yang terbaik. Nama-nama beken lain seperti Undur-undur, Golden Tiger, dan Cleopatra telah lebih dulu dilibasnya.
Bersaing ketat
Di kelas anak jantan (bobot
Kontes yang berlangsung di ITC Cempaka Mas, Jakarta, Januari 2006 itu melahirkan jawara-jawara baru. Terutama kelas anakan yang berani tampil gaya pada umur sangat muda. Kualitas anakan meningkat pesat, ujar Hengky. Itu menunjukkan hasil ternakan para peternak di Indonesia tak kalah dibanding di negeri asalnya, Malaysia. Hengky memperkirakan kontes berikutnya bakal diramaikan bayi-bayi serama hasil ternakan lokal.
Dihakimi 4 juri ternama dari P2ASI (Persatuan Pelestari Ayam Serama Indonesia) Pusat, Hengky Tanjung, Adi Suryadi, Rudi Rismanto, dan Boyke, menyematkan Naomi Campbell kesayangan Ali dari Jakarta sebagai betina terbaik di kelas betina dewasa. Serama betina berbulu hitam itu diganjar 58 poin yang menjadi modalnya untuk melibas Coki-coki andalan Boutique Hobbies. Peringkat ketiga diduduki Troy gacoan Rudiasfe Sjofinal yang mengantongi nilai 51,5.
Tarzan wakil Boutique Hobbies disemati tanda terbaik di kelas remaja. Brown Sugar wakil Cempaka Mas mesti muas di peringkat kedua. Black Beauty dari Nur Serama harus menyimpan impian meraih yang terbaik, ia mesti berpuas diri menduduki posisi ketiga.
Kelas muda mengukuhkan Baginda dari Bima Sena Bintaro sebagai jawara pertama. Langkah primanya berhasil melibas Once dari Boutique Hobbies dan Samuk dari Nur Serama. Mas Joko yang tampil menawan di kelas dewasa B sukses mengantongi gelar paling bergengsi. Ia tak risau meski langkahnya sempat terganjal Mas Robin unggulan Ali dan Si Layu milik Joshua Tangerang.
Mengacu Malaysia
Kontes kecantikan ayam serama yang diselenggarakan P2ASI (Persatuan Pelestari Ayam Serama Indonesia) itu tampak sepi bila dibandingkan kontes-kontes sebelumnya. Isu flu burung menjadi salah satu sebab menyurutnya pamor serama belakangan ini.
Selain itu sebagian peternak serama kini tengah berkonsentrasi menghasilkan serama berkualitas. Mencetak serama standar juara memerlukan waktu setidaknya 5 tahun, ungkap Aris Hartanto peternak sekaligus pemilik Boutique Hobbies. Aris tak galau soal avian virus, sebab virus jahat itu tak bakal menyerang jika lingkungan selalu dijaga bersih.
Aris sebagai ketua pelaksana sekaligus tuan rumah menjamu sekitar 30 lebih peserta dari seputar Jakarta. Kontes kali ini mengacu sistem kontes di Malaysia. Efektivitas waktu ditekankan dengan cara menilai ayam dari sejak meja pendaftaran. Ayam datang langsung dinilai anatomi tubuhnya, ujar Rudiasfie Sjofinal, panitia kontes.
Banyak pihak berharap kontes serama bakal terus lebih baik pada penyelenggaraan selanjutnya. Sebab, banyak penggandrung serama tak lekang dihempas isu flu burung. (Hanni Sofia)