Dengan bobot kurang dari 220 gram, ia menyajikan gaya-gaya terbaik layaknya tentara di medan laga. Pantas bila tim juri menghadiahinya gelar terbaik.
Catwalk beralaskan karpet hijau itu diinjaknya tanpa ragu-ragu. Ia berjalan dengan kepala tegak dan dada membusung tanpa mempedulikan sorak riuh lebih dari 400 penonton. Baru saja beberapa langkah berjalan, kepak sayap dan kukuruyuk membahana menunjukkan kekuatan mentalnya. Pantas bila serama berbobot 220 gram itu dianugerahi best in show, gelar terbaik pada kontes besar ayam serama di Lapangan Banteng, akhir Agustus 2005.
Serama andalan Edy Sebayang itu unggul karena ukuran kaki dan kepalanya juga proporsional. “Fisik mini dan mental baja membuat Perdana istimewa,” kata Hengky Tanjung, ketua tim juri.
Langkah Perdana di siang itu akhir dari perjuangan panjang sejak pagi hari. Tandangnya dimulai ketika panitia kontes membuka pintu kandang perak berukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm yang dihuninya. Secara bersamaan, di sampingnya, keluarlah Platinum II dan Dragon II milik Intan Serama Farm. Itulah dua nama beken yang menjadi pesaing terberat di antara 13 peserta lain.
Sukses mengandaskan para pesaing di tahap kelas muda, serama koleksi Edy kembali berjuang memperebutkan posisi jantan terbaik. Di sini ia tetap tampil penuh pesona. Blank, juara Dewasa Jantan B kesayangan Herlina berhasil dikalahkan. Gading jawara dewasa jantan A koleksi Bimasena Farm pun tak luput dari libasannya. Kesuksesan berulang itu tiket untuk beradu di panggung best in show melawan betina terbaik, Kendedes, gacoan Faradina Farm.
“Mental Perdana memang luar biasa bagus, sehingga ia sangat atraktif,” tutur Zaini Sayong, salah satu juri. Pantas bila sabuk jawara dalam perebutan gelar best in show kembali didulang serama mini itu. Kemenangan yang sekaligus mengandaskan impian Kendedes untuk menduduki peringkat terbaik.
Ramai
Kontes yang berlangsung di Lapangan Banteng, Jakarta, Agustus 2005 bersamaan dengan Pameran Flora dan Fauna itu melahirkan jawara-jawara baru. “Terutama kelas anakan yang berani tampil gaya pada umur sangat muda,” tutur Hengky Tanjung.
Ambil contoh Manggala unggulan Siswanto yang sukses menorehkan prestasi terhormat di kelas anakan. Dengan mengantongi nilai 138,5 Manggala memboyong tropi paling bergengsi. Langkah itu memupus harapan Nero Junior wakil Faradina Farm yang harus puas di peringkat kedua. Cenil unggulan Edy Sebayang pun sempat membayangi langkahnya. Dengan perolehan point 135,5, Cenil menduduki posisi ketiga.
Kelas remaja yang dibanjiri peserta terbanyak menyematkan Cendana milik Edy Sebayang sebagai yang terbaik. Snowy unggulan Bimasena harus puas di peringkat kedua setelah mengalahkan Buser jagoan Ian Novrianto yang menjadi duta Lampung.
Enam juri ternama, seperti Hengky Tanjung, Zaini Sayong, Adi, Rudi, Boyke, dan Ahmad Saiful, menempatkan Kendedes sebagai betina terbaik di kelas betina dewasa. Serama betina unggulan Faradina Farm itu diganjar 184 poin yang dijadikan modal untuk mengandaskan Putri Lampung ( Pulam ) unggulan Ian Novrianto dan Rudi. “Aksesori bulu Pulam kurang sempurna,” tutur Hengky Tanjung. Itulah yang membuatnya menduduki peringkat runner up. Peringkat ketiga diduduki Nikita gacoan Ian dan Rudi, dengan body slim serama molek itu mengantongi nilai 179,5.
Piala Dinas Pariwisata
Kontes kecantikan ayam serama yang diselenggarakan P2ASI (Persatuan Pelestari Ayam Serama Indonesia) bekerja sama dengan Dinas Pariwisata itu tampak meriah. Piala persembahan Dinas Pariwista menjadi rebutan para kontestan yang dibanjiri wajah-wajah baru dari berbagai kota. “Peserta datang dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Lampung, Semarang, dan Surabaya,” ungkap Jerry Hermawan Lo, ketua Umum P2ASI Pusat.
Sistem penilaian baru yang diterapkan menambah kelengkapan meriahnya acara itu. “Sistem komputerisasi dengan program khusus lebih praktis dan memperkecil kecurangan,” ucap Jerry.
Tak mau kalah dengan kontes di tanahair, nun di Kotabaru, Kelantan, Malaysia, terselenggara kontes serupa. Kontes bertajuk “Pertandingan Kecantikan dan Kesenian Ayam Serama” itu diselenggarakan dalam rangka hari kemerdekaan ke-48 Malaysia. Gelaran yang diadakan Kelab Serama Pekeliling itu menyematkan serama unggulan Aris Hartanto, hobiis serama di Jakarta, sebagai yang terbaik.
Indonesia patut bangga sebab serama unggulan Aris, satu-satunya peserta asal bumi pertiwi yang turut meramaikan acara itu. Bahkan serama jagoan pemilik Boutique Hobiis itu mendapat 2 gelar jawara sekaligus, Juara 1 Kelas Muda dan best of the best menyisihkan 400 lebih peserta yang hadir dari berbagai negara bagian di Malaysia.
Serama berbobot 290 g itu makin dikukuhkan sebagai yang tercantik ketika menapaki catwalk. Langkah-langkah peragawan menjadi bagian aksi hebatnya. Pantas jika serama umur 8 bulan itu merebut hati 8 juri yang menghakiminya. “Serama tercantik yang pernah ada,” tutur Aris menirukan komentar juri.
Gegap gempita dunia serama dengan terselenggaranya banyak kontes menjadi cermin makin digandrunginya serama sebagai hewan peliharaan. Pantas jika banyak pihak berharap kontes serama akan terus lebih baik pada penyelenggaraan selanjutnya. Kontes serupa bakal di gelar di Kota Wisata Cibubur memperebutkan hadiah motor awal Oktober 2005. (Hanni Sofi a)
Nama