Berbekal sabit pinjaman dari pemilik kebun, ia mencungkil dan memasukkan sebongkah tanah ke kantong plastik. Tanah oleh-oleh itu kemudian diteropong di bawah mikroskop. Hasilnya, sejumlah mikroba penyubur sukses ditilik untuk meningkatkan produksi tanaman.
Peneliti dari Balai Penelitian Ternak, Bogor itu memperoleh ide mengumpulkan tanah dari rekannya, seorang dosen pertanian di Beijing Agricultur Institute. Bukan sembarang tanah yang ia cungkil. Di berbagai tempat ia mencari pohon yang tumbuh subur. Nah, tanah di bawah tajuk tanaman itulah yang ia ambil, berikut bulu-bulu akar.
Diteliti
Tanah-tanah itu dibawa ke Taman Wisata Mekarsari untuk diteliti lebih lanjut. Mikroba diisolasi dari media asal, lalu diberikan ke jagung dan sayuran, seperti sawi putih dan horenso. Selama penelitian, tanaman ditanam dalam pot agar kontrol lebih terjamin. Dalam percobaan itu Putu menggunakan tanaman sayuran lantaran masa produksinya relatif singkat sehingga hasil dapat segera diketahui. Jagung yang diberi mikroba produksinya meningkat 10—20%.
Percobaan pada jagung dilakukan sampai 10 generasi. Setiap generasi memakan waktu 3 bulan. Setelah hasilnya stabil, Putu menyaring mikroba pada tanah tersebut. Berbekal literatur, akhirnya ia menjatuhkan pilihan pada 8 jenis bakteri dalam kelompok basillus, di antaranya Basillus licheniformis dan Basillus coagulins. “Basillus tersebut aman digunakan dan bermanfaat bagi tanaman,” ujar pria kelahiran Bali itu.
Kedelapan basillus itu lalu diperbanyak di laboratorium. Setelah itu diletakkan pada media tertentu untuk diambil hasil fermentasinya. Hasil fermentasi basillus ditambah dengan mineral organik, seperti Na, Ca, P, K, Mg, dan B. Itulah yang menjelma jadi probiotik tanaman, namanya Bio Mekarsari.
“Pada prinsipnya akar mengeluarkan enzim tertentu yang dapat mengundang mikroba. Namun yang datang tak hanya mikroba menguntungkan, tapi juga yang merugikan,” ujar Putu. Dengan menambahkan probiotik, jumlah mikroba baik akan lebih banyak daripada yang jelek. Larutan organik, sebutan lain probiotik, itu akan mengaktifk an mikroorganisme berguna lain di tanah. Fungsinya menyediakan unsur-unsur hara bagi tanaman. Selain itu juga membantu mempercepat penguraian pupuk-pupuk lain sehingga terserap secara optimal oleh akar tanaman.
Manfaat
Larutan organik itu terbukti tokcer. Penyemprotan probiotik seminggu sekali —dosis 5 cc/l air—pada lengkeng itoh di Taman Wisata Mekarsari dapat mempercepat pertumbuhan tajuk-tajuk baru. Aplikasi serupa pada sawo menghasilkan buah lebih besar dengan rasa lebih manis dan juicy. Pemberian larutan organik dapat meningkatkan daya tahan tanaman terhadap stres dan serangan penyakit. Selain itu ramah lingkungan, karena tidak menimbulkan residu dan dapat mengembalikan kesuburan tanah.
B a s i l l u s m e r u p a k a n bakteri yang banyak hidup di tanah. Tanah yang tidak subur ditandai dengan sedikitnya jumlah mikroorganisme. “Penambahan bakteri seperti basillus ke dalam tanah dapat memperbaiki kesuburan tanah. Asal dibarengi dengan pemberian bahan organik seperti kompos,” ujar Dr Ir Gunawan Djajakirana MSc, dosen Biologi Tanah di Institut Pertanian Bogor
Probiotik tidak berfungsi sebagai pupuk, tapi hanya efektif untuk meningkatkan penggunaan pupuk. Karenanya aplikasi probiotik harus dilengkapi dengan pemupukan, baik kimia maupun organik. Penggunaan pupuk kimia secara berlebih berdampak buruk pada tanah. Media tanam menjadi keras dan pH rendah. Karenanya dianjurkan untuk menggunakan 50% pupuk kimia dan sisanya diganti dengan kompos.
Probiotik tanaman sebenarnya tidak hanya berguna untuk tanaman buah saja tapi juga sayuran dan tanaman hias. Yang disebutkan pertama itu telah diujicoba petani horenso di Cipendawa, Pacet, dan Cianjur. Pengujian dilakukan secara serentak pada Juli 2005 di ke-3 tempat. Aplikasi penyemprotan probiotik pada horenso diberikan sampai 7 kali. Penerapan pertama dilakukan satu hari sebelum tanam. Kedua dan seterusnya pada masa pertumbuhan vegetatif sampai menjelang panen. Dosis larutan organik pada penyemprotan pertama sampai keempat diberikan 5 cc/l air. Dan penerapan ke-5—ke-7, 7,5 cc/l air.
Hasil pengamatan di lapangan, horenso yang disemprot probiotik pertumbuhannya lebih optimal dan hasil produksi meningkat. Bobot horenso yang diberikan probiotik 100 g/rumpun; tanpa larutan organik, 40 g/rumpun. Bobot horenso probiotik 30 kg/bedengan; nonprobiotik, 10,5 kg/bedengan.
Untuk hasil maksimal, kini sedang diteliti probiotik spesifi k. Misalnya, untuk durian, manggis, tembakau, dan tebu. Larutan organik khusus anggrek telah ada sejak 1 tahun silam dengan merek Orient. Kandungan yang terdapat dalam probiotik itu terdiri dari mikrobakteri dan mineral organik. Wahyu H Suwarno dari Payaman Orchid, Yogyakarta, menyemprotkan orient ke seluruh tanaman anggrek, terutama daun bagian bawah. Aplikasi setiap 2 minggu sekali dengan dosis 0,5 sendok teh/ l air.
Hasilnya, anggrek lebih cepat berbunga. Umumnya dendrobium berbunga pada umur 18 bulan. Namun, dengan menyemprotkan larutan organik, dendrobium sudah mulai berbunga pada umur 15 bulan. Artinya 3 bulan lebih cepat. Bunga pun awet sampai 3 bulan. Bulb lebih besar 40% dibandingkan dengan yang tidak diberikan probiotik,” ujar Wahyu.
Bakteri basillus dimanfaatkan sebagai salah satu kandungan probiotik. Mikrobakteri tersebut banyak ditemui pada tanah yang subur. Wajar bila Putu gemar mengorek tanah karena dari sanalah cikal bakal larutan organik itu muncul. (Rosy Nur Apriyanti)