Tak salah memang warga Sembalun, Lombok Timur, NTB, memilih bawang putih yang konon dibawa dari Shang-hai itu. Sangga—nama itu merujuk kata Shang-hai—adaptif ditanam di daerah berketinggian 1.100 m dpl itu. Setiap tahun pekebun menuai 36 ton umbi basah atau 8,75 ton umbi kering per hektar. Itu dari modal menanam 8 kuintal bibit. Dari situ gemerincing rupiah masuk ke pundi-pundi.
Pekebun getol menanam lantaran langsuna—sebutan bawang putih oleh Suku Sasak, penduduk asli Lombok—itu boleh dibilang bandel. Ia agak tahan serangan Alternaria sp dan Puccinia sp yang kerap j a d I momok. Jadi, nyaris tak ada kendala budidaya yang dihadapi.
Apalagi dengan keunggulan umbi padat dan aroma yang cukup tajam dan khas, sangga diminati pedagang dan konsumen. Pembeli bawang putih sembalun kebanyakan berasal dari Jawa dan Bali. Daya tahan mencapai 1 tahun membuat pekebun gampang mengatur penjualan. Kalau harga sedang jelek kerabat kucai A schoenoprasum itu disimpan sementara menunggu kondisi membaik. Dengan berbagai kelebihan itu, sangga lulus sebagai varietas unggul nasional pada 1995.
Lumbu hijau
Menilik penampilan umbinya, ajo—bawang putih dalam bahasa Spanyol—itu termasuk kelompok v a r i e t a s l u m b u hijau. Ciri-cirinya kulit luar umbi berwarna putih keunguan. Jumlah suing per umbi 12—14 buah yang terletak b e r t u m p u k a n . Ukurannya bervariasi besar sampai kecil. Menurut H Mustiadi, pelopor penanaman bawang putih di sana, ukuran umbi dan siung cenderung mengecil karena tidak pernah ada peremajaan bibit.
Tanaman tidak terlalu tinggi sekitar 80—85 cm dengan daun yang pipih berwarna hijau agak pucat. Umbi dipanen setelah 105—110 hari tanam. Jenis lumbu hijau memang cocok untuk penanaman di dataran tinggi dengan kisaran 900—1.100 m dpl. Toh, sangga sebetulnya bisa saja diusahakan di dataran rendah. “Tapi populasi per ha lebih rendah karena jarak tanam diperlebar. Usia panen pun lebih lama,” tutur Mustiadi yang bergabung dalam tim pelepas varietas. Di Sembalun, pekebun menggunakan jarak tanam 10 cm x 12 cm dalam bedengan selebar 1,10 m.
S e l a i n Sembalun, sangga juga ditanam penduduk di K e c a m a t a n A i k m e l — sama-sama di kaki Rinjani. Di Lombok Barat, b a w a n g p u t i h berkembang di Desa Santong, Sesait, Kecamatan Kayangan. Varietas yang ditanam disebut santong, yang sebenarnya sangga juga. Nama santung atau santong diambil dari kata Shandong—nama kota pelabuhan ternama di Cina.
Cocok
Menurut data Ir Ahmad Sarjana, kepala Balai Pengawasan dan Sertifi kasi Benih NTB, total penanaman bawang putih di NTB mencapai 2.096 ha dengan produksi 29.122 ton pada 1999. Itulah masa puncak kejayaan ncuna—nama di Bima—di sana. Mulai musim tanam 2000—2003 luas lahan berayun-ayun, yaitu masing-masing 838 ha, 1.565 ha, 753 ha, dan 668 ha.
Sebenarnya selain sangga alias santong, pekebun juga menanam varietas tawangmangu dan lembu putih. Namun, bawang putih sembalun tetap dominan karena paling cocok. Bahkan bibit umbi lapis beraroma tajam itu telah hijrah ke sentra penanaman bawang putih di Jawa Tengah dan Batu, Jawa Timur. (Evy Syariefa)