
Kunci melebatkan tabulampot keprok.
Pohon jeruk keprok batu 55 itu tak seberapa tinggi, hanya sepundak. Sosok tanaman vigor, batang dan percabangan kokoh, serta daun hijau segar tanda sehat. Sudah begitu puluhan buah jeruk Citrus reticulata seukuran bola kasti menggelayut di ujung ranting. Panorama itu amat kontras: hijau daun berpadu jingga cerah. Sungguh amat seronok karena tanaman berbuah di pot. Itulah hasil perawatan Sukadi. Pemandangan serupa terdapat di kebun percobaan Balai Penelitian Jeruk dan Tanaman Subtropika, Batu.
Petani di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bumiaji, Kotamadya Batu, Provinsi Jawa Timur, itu menyimpan tanaman jeruk dalam pot berdiameter 50 cm itu di kebun samping rumah. Total jenderal 10 tabulampot jeruk keprok batu 55 berjajar di sana. Beberapa kerabat yang bertandang tertarik untuk memiliki tabulampot itu. Siapa tak terpincut sosok jeruk lebat dalam pot?.
Rawat intensif
Sukadi tak menyangka tanaman yang belum genap berumur 3 tahun itu sarat buah. “Biasanya jeruk keprok belajar berbuah saat umur 4 tahun,” katanya. Rasa daging buahnya segar dan juicy khas keprok batu 55. Warna bulirnya jingga cerah. Sukadi menuturkan membuahkan jeruk dalam pot itu relatif mudah.
“Kuncinya hanya perawatan intensif,” katanya. Ia membeli bibit hasil okulasi setinggi 75 cm. Kondisi bibit segar, daun mulus, dan berdaun hijau. Ia menanam tanaman anggota keluarga Rutaceae itu dalam wadah pot semen bermedia campuran sekam dan tanah dengan perbandingan 75% : 25%.
Untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman, ia memfermentasi 60 kg pupuk kandang dan 2 kg ZA, dalam drum selama 4—7 hari. Sukadi lantas memberikan 5 kg pupuk hasil fermentasi per tanaman setiap 4—6 bulan sebanyak 5 kg. Agar terhindar dari serangan hama dan penyakit, Sukadi rajin memeriksa kondisi tanaman. “Hama dan penyakit yang diwaspadai adalah kutu loncat dan cendawan,” katanya.
Kutu loncat Diaphorina citri banyak ditemukan saat kemarau. Jika kuncup, tunas, daun-daun muda, dan tangkai daun keriting isyarat kehadiran hama itu. Efeknya pertumbuhan pun terhambat. Bila serangan parah, bagian tanaman yang terserang perlahan kering lalu mati. Untuk menangkalnya, Sukadi menyemprotkan larutan insektisida berbahan aktif imidakloprit sesuai dosis anjuran setiap dua pekan.
Sementara itu, untuk menangkal serangan cendawan Phytophthora sp. pada musim hujan, ia menyemprotkan larutan fungisida berbahan aktif klorotalonil. Sukadi membuang cabang-cabang kecil dan tunas air agar sinar matahari leluasa menembus tajuk. Dengan begitu, proses fotosintesis berjalan lancar. Menurut Sobir PhD dari Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT), Institut Pertanian Bogor, pemangkasan berguna untuk menyeimbangkan perakaran dengan tajuk tanaman sekaligus memacu pembungaan.

Stres air
Untuk merangsang pembungaan, Sukadi memberi perlakuan stres air pada tanaman. “Saya mengeringkan media tanam selama sepekan,” ujarnya. Selama itu ia menghentikan penyiraman hingga media kering. Menurut Ir Emy Budiarti, periset di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika, Badan Litbang Pertanian, “Tabulampot buah tahunan seperti jeruk tidak membutuhkan banyak air, kecuali selama masa pertumbuhan tunas dan pembentukan buah.”
Emy mengatakan lama pengeringan berkisar 2 pekan atau tergantung kondisi tanaman. “Bila daun mulai layu, segera siram yang banyak dibarengi pemberian pupuk dengan kandungan fosfor dan kalium lebih tinggi daripada nitrogen”. Pemupukan dapat diberikan langsung pada akar atau daun. Dengan perlakuan itu, tabulampot jeruk pun banjir buah. Sukadi memilih memberikan pupuk fermentasi campuran.
Dua pekan berselang, keprok batu 55 dalam pot pun berbunga. Ketika buah seukuran kelereng, Sukadi menyeleksi agar bentuk buah sempurna. Ia hanya mempertahankan 1—2 buah di setiap tangkai. Menurut Ir Emy Budiarti penjarangan sebuah keharusan. Sebab, buah yang terlalu lebat justru kurang baik karena membuat warna buah kurang menarik dan berukuran kecil. Pilih hanya 1 buah per tangkai agar buah tumbuh maksimal.
Ukuran pot sebaiknya menyesuaikan ukuran tanaman sehingga tampak menarik. Tinggi pot minimal 1/3 dari tinggi tanaman. Emmy menuturkan faktor pertama yang harus diperhatikan ialah memilih bibit berkualitas karena sangat menentukan keberhasilan tabulampot.
“Pilih bibit cangkokan dari pohon induk dengan identitas yang jelas,” ujarnya. Selama masa pertumbuhan vegetatif penuhi kebutuhan tanaman dengan memberikan pupuk berunsur nitrogen (N) lebih banyak dibanding fosfor (P), dan kalium (K).
Setelah mencapai masa generatif berikan NPK seimbang. Emmy menuturkan jeruk keprok batu 55 merupakan jenis tanaman buah yang cocok ditanam dalam pot. “Panen buah dapat diatur dengan perlakuan: pengeringan media, pemangkasan cabang, atau pemberian zat perangsang.
Pehobi juga harus jeli memperhatikan kondisi media tanam agar pertumbuhan tanaman tidak terhambat. Ketika media tampak padat dan akar terlihat di permukaan segera ganti media. Begitu juga ketika pot kekecilan dibanding tanaman, pehobi pun harus mengganti dengan yang lebih besar. Biasanya pergantian pot setiap 2 tahun agar tanaman tetap sehat dan produktif. Banderol Rp750.000—Rp1000.000 per pot berbuah lebat pun menjadi incaran konsumen. (Andari Titisari)