Trubus.id — Pada umumnya budidaya sayuran dengan teknik hidroponik selalu mengandalkan tenaga listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Akan tetapi, kebun hidroponik di Kelurahan Cempakaputih Timur, Kecamatan Cempakaputih, Jakarta Pusat, menggunakan tenaga surya atau sinar matahari sebagai sumber energi listrik.
Nick Nurrachman, salah seorang inisiator penggunaan tenaga surya untuk hidroponik di Kelurahan Cempakaputih Timur, mengatakan, energi listrik yang dihasilkan dari tenaga surya berfungsi untuk menggerakkan pompa dan mengalirkan nutrisi ke setiap rak.
Kebun hidroponik di gang seluas 2 meter dan sepanjang 50 meter itu, terpasang 6 keping panel surya masing-masing menghasilkan daya 200 Watt. Jika ditotal, perangkat itu menghasilkan daya 1.200 Watt.
Menurut Nick, jumlah itu sangat mencukupi kebutuhan listrik untuk menggerakkan pompa. Bahkan, panel surya berdaya 1.200 Watt itu melebihi kebutuhan 15 rak hidroponik.
Harap mafhum pengelola hidroponik memakai pompa berdaya 40 Watt sehingga sebetulnya hanya diperlukan daya 600 Watt. Artinya, kapasitas panel surya 100% lebih banyak daripada kebutuhan listrik untuk pompa.
Nick menjelaskan alasannya memasang panel surya berdaya lebih tinggi daripada kebutuhan. Hal ini karena agar hidroponik bisa beroperasi dibutuhkan tegangan minimal 240 volt.
“Saya pasang 4 keping panel surya pompa belum bergerak. Jadi, terpaksa pasang 6 keping panel surya,” katanya.
Panel surya merupakan alat yang mengubah sinar matahari menjadi arus listrik searah atau direct current (DC) melalui aliran elektron di dalam sel surya (solar cell).
Selanjutnya, inverter mengonversi arus DC menjadi arus listrik bolak-balik atau alternating current (AC) sehingga pompa instalasi hidroponik bekerja.
Nick memasang saklar otomatis pada kotak kontrol sehingga listrik tenaga surya mengalir jika terpapar sinar matahari. Ketika tidak ada cahaya matahari, listrik dari PLN digunakan. Bisa dibilang listrik tenaga surya bekerja secara paralel dengan PLN.
Pemakaian pompa dengan tenaga surya dilakukan pada pukul 09:00–15:00 WIB. Dengan kata lain, ada sumbangan seperempat energi gratis dari pemakaian pompa selama 6 jam. Hitungan Nick menunjukkan penggunaan panel surya itu menghemat biaya tagihan listrik Rp5.282 per hari setara Rp158.460 per bulan.
Menurutnya, penghematan bisa lebih besar lagi asal rancang bangun instalasi hidroponik profesional. Intinya, ada keseimbangan antara beban listrik yang diperlukan dan kapasitas panel surya terpasang.
Menurut Muhammad Iqbal, praktisi hidroponik di Sleman, Yogyakarta, hidroponik tenaga surya cocok diterapkan di daerah yang rawan terdampak pemadaman listrik. Model hidroponik itu juga cocok bagi pehobi yang sering bepergian. Pekebun tidak perlu khawatir pompa mati karena listrik padam.