Monday, March 3, 2025

Lima Terbaru Pengumpan Laba

Rekomendasi

Dahan pohon lengkeng setinggi 1 m itu doyong ke bawah lantaran keberatan buah. Satu dahan digelayuti dompol-dompol berisi puluhan buah hampir seukuran bola pingpong. Beberapa disangga bambu supaya tidak patah. Dari pohon berumur 3,5 tahun itu Sugiri menuai 25 kg lengkeng.

Pemandangan di kebun di Desa Bandransari, Pekalongan, Lampung Timur, itu mengundang decak kagum para tetangga. Maklum di sekitar situ Nephelium longan lain nyaris tak pernah berbuah. Kalaupun ada, buah kecil-kecil dan daging tipis. Di kebun Sugiri berelevasi sekitar 200 m dpl ada 37 pohon yang berbuah bergantian.

Pantas saja ayah 3 anak itu cepat menuai buah. Lengkeng yang ditanam adaptif di dataran rendah dan berumur genjah. Beberapa pohon berbuah pertama kali pada umur setahun dan tak pernah berhenti. Mirip sifat varietas diamond river dan pingpong yang kini tengah diincar pekebun. Itulah lengkeng teranyar tanpa nama kebanggaan Sugiri.

Asal Malaysia?

Kelahiran Pekalongan 42 tahun silam itu membawa bibitnya dari Palembang. Di sana pohon induk tumbuh di kediaman salah seorang kerabat. Diduga itu dari Malaysia. Dari 45 bibit okulasi, 37 pohon bertahan hidup dan berbuah.

Penampilan fisik pohon lengkeng sugiri mirip lengkeng lokal asal Selarong, Yogyakarta, yang juga ada di kebun itu. Lengkeng selarong, jenis lokal asal dataran tinggi Ambarawa adaptif di dataran rendah.

Tajuk lengkeng sugiri lebih kompak membulat. Sementara lengkeng selarong, elips. Daun jenis pertama licin, mengkilap, berwarna hijau tua dengan ujung agak tumpul, dan sejajar horizontal. “Saudaranya” asal Pulau Jawa, berdaun lancip dengan posisi merunduk.

Lengkeng sugiri mulai berbuah pada umur setahun, sementara 3 pohon selarong berumur 3,5 tahun hanya rimbun oleh daun. Panen perdana dituai 1,5 kg; panen ke-2, 7,5 kg; dan panen ke-3, 25 kg pada umur 2,5 tahun. Produksi terus meningkat sejalan bertambahnya umur tanaman.

Biji kisut

Selain lengkeng sugiri, hobiis dan pekebun pun boleh berharap pada 4 jenis baru lain yang diintroduksi dari Serawak, Malaysia, dan Thailand. Varietas kristalin dan satu jari asal Serawak berbiji kempes alias kisut. Daging tebal sampai-sampai ketika kulit dikupas biji yang kisut tak terlihat.

Meski kualitas buah mirip, penampilan tanaman keduanya berbeda. Pertajukan kristalin menjuntai ke bawah, batang seperti terkulai lemas. Daunnya kurus panjang, berwarna hijau muda, dan berseberangan. Kristalin kini ditanam di kebun Mulyono di Sijangkung, Singkawang.

Pertajukan satu jari menghadap ke atas. Disebut satu jari karena ruas-ruas batang sangat pendek, hanya satu jari. Helaian daun rapat dan tepat berhadapan. Bentuknya runcing berwarna hijau tua. Batang tampak kokoh. Ir Hendrik Virgilius, MS, mendatangkan 10 pohon.

Baru tapi lama

Jenis yang didatangkan dari Thailand ialah sichompu dan biew kiew. Keduanya sebenarnya telah lama dikembangkan di negeri Gajah Putih. Hanya saja, dulu cuma berkembang di Chiangmai yang relatif tinggi dan bersuhu dingin.

Keduanya varietas unggulan dengan kualitas buah istimewa. Sichompu berdaging tebal, manis, kering, dan renyah dengan biji kecil. Di negara asal produktivitas mencapai 50 kg per tanaman berumur 6 tahun. Pada umur 15 tahun mencapai 150—200 kg. Biew kiew jenis paling manis. Daging berwarna putih, renyah, dan harum. Produksi pada umur 6 tahun sekitar 25 kg per pohon.

Sichompu berdaun lonjong dan lebar berwarna hijau tua. Batang tegak dengan percabangan menghadap ke atas. Sementara percabangan biew kiew menjuntai dengan daun lancip berwarna hijau tua. Letak daun berjauhan, setangkai umumnya hanya 3 pasang. Di “tangan” 5 terbaru itu para pekebun menggantungkan asa. Dalam hitungan tahun yang singkat laba pun dituai. (Evy Syariefa/Peliput: Karjono)

 

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Daya Tarik Padi Jarwo

Hamparan sawah untuk budidaya padi jajar legowo menjadi daya tarik wisatawan. Trubus.id-“Mulyaharja ini surga tersisa di Kota Bogor.” Muhammad Khoerudin...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img