Trubus.id—Limbah abu terbang dari kegiatan pertanian mencapai lebih dari 8 juta ton per tahun. Kandungan abu terbang itu meliputi semua mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
“Potensi ini memberikan peluang besar untuk pemanfaatan limbah abu terbang sebagai sumber mineral yang berguna dalam kegiatan pertanian, menciptakan solusi berkelanjutan untuk pengelolaan limbah dan mendukung pertumbuhan tanaman secara efisien,” ujar Guru Besar Fakultas Pertanian IPB University, Prof. Herdhata Agusta pada laman IPB.
Menurut Prof.Herdhata biomassa dan limbah abu terbang dapat menjadi sumber material potensial lewat rekayasa formula. Hal itu dapat mendukung sistem pertanian terpadu. Ia menjelaskan biomassa dan limbah biomassa dari kegiatan pertanian mencapai 12—35% dari total biomassa produk pertanian dan kehutanan.
Dengan rekayasa khusus, proses dekomposisi dapat berpotensi untuk dipercepat. Ia menjelaskan bahwa proses itu menghasilkan sejumlah besar senyawa fenolat yang dapat meningkatkan efisiensi dekomposisi. Sementara proses alami sangat lambat.
Lebih lanjut ia menuturkan bahwa integrasi pupuk mineral, abu terbang, kompos atau bahan organik, dan agen hayati lain dalam formulasi pelet dapat diarahkan menjadi ‘Pupuk Sempurna’.
“Telah terbukti bahwa penambahan perekat pelet dan abu terbang secara positif memengaruhi kesuburan fisik dan kimia tanah, serta memberikan dampak positif pada pertumbuhan dan hasil tanaman,” ujar Prof Herdhata.
Menurut Prof Herdhata melalui rekayasa formula itu dapat mengoptimalkan limbah biomassa dalam sistem produksi pertanian untuk diolah menjadu larutan pirolisis anaerob.
“Ini membawa manfaat dalam mengurangi ketergantungan pada pestisida impor, meningkatkan fungsi pertanian berkelanjutan, dan tidak kalah pentingnya mendukung sistem ekonomi sirkular,” katanya.
