Mung mee srisuk pun berhak disebut yang terbaik. Dua gelar grand champion kontes tanaman hias di Suan Luang, Thailand, jadi buktinya. Sekali di Kasesart, Thailand, dan kali pertama ikut lomba di Indonesia, juara 1 langsung diraih.
Pantas aglaonema milik Harry Setiawan itu meraih kemenangan di ajang lomba tanaman hias Flora dan Fauna 2005. Sosok tanaman kompak dan rapat. “Pot dengan tanaman serasi. Dipandang dari jauh kesan keseluruhan sangat bagus,” ujar Ansori, juri lomba. Selain itu, warna daun membuat orang kagum lantaran merahnya solid. Tak salah bila super red—nama lainnya—diganjar nilai 80,6 oleh juri. Pesaing terberatnya, widuri, mendapat nilai 80.
Sebetulnya penampilan runner up tak kalah cantik. Aglaonema milik Indri Greg Hambali itu terlihat sehat dan kokoh. Tulang daun berwarna merah terang. Sayang, penampilan keseluruhan sri rejeki itu kurang menarik lantaran warna pot senada dengan tanaman. Sosok tanaman kurang kompak. Menurut Fransiscus Kusdianto, juri lomba, jika widuri diikutkan 1 tahun lagi, sampai rimbun, pasti bisa memperoleh juara 1.
Sinta, di tempat ke-3, sebenarnya b e r p enampi l an paling prima. Sri rejeki berumur 4 tahun itu baru pertama kali tampil. Sosok aglaonema dengan 15 anakan itu terlihat kompak dan besar. Sayang, warna merahnya kalah mencolok dibanding 2 pesaingnya. Ia hanya mendapat nilai 78.
Penampilan para pemenang harapan pun tak kalah menarik. Posisi harapan 1 diraih sweat heart. Aglaonema milik Gunawan Widjaya itu mendapat poin 77,8. Harapan 2, dengan nilai 77,2, direbut hot lady, koleksi Ani Suroso. Sementara aglaonema milik Risman bercokol di posisi harapan 3 dengan nilai 76.
Nonmerah
Eksibisi tahunan memperingati HUT kota Jakarta itu juga melombakan sri rejeki putih. Perebutan tempat terhormat di kategori itu pun seru. Sri rejeki putih berdaun lebar dan mengkilap milik Dr Purbo Djojokusumo menempati posisi teratas dengan nilai 81,6. Pesaing terberatnya snow white, aglaonema koleksi Harry S, mendapat poin 80,6. Juara ke-3 diraih siamese rainbow milik Ani S dengan nilai 80,4. Untuk juara harapan, lagi-lagi aglaonema Harry S menempati posisi 1 dan 2, dengan nilai masing-masing 78,6 dan 77,3. Sedangkan harapan 3 diraih koleksi Ukay dengan poin 73,1.
Total jenderal ada 55 aglaonema merah dan 9 putih beradu cantik memperebutkan gelar terhormat. Penilaian kategori merah dibagi 2 tahap: 10 besar dan 6 besar. Trubus melihat persaingan sudah terlihat sejak tahap pertama. Lima juri—Ansori, Debora Herlina, Syah Angkasa, Frans, dan Nandar Ismunandar—beradu argumentasi untuk menentukan 45 aglaonema tak lolos seleksi.
Tak hanya aglaonema, di ajang Flona 2005 juga diadakan lomba palem, sansevieria, paku-pakuan, dan sikas-sikasan. Palem memperebutkan juara 3 besar yang diikuti oleh 18 peserta. Anggota famili Palmae koleksi Ani Suroso dinobatkan sebagai yang terbaik dengan nilai 82,5. Penampilannya kompak, mulus, dan bersih. “Merawat sampai prima seperti ini tidak gampang,” kata Ansori. Ia mengalahkan 2 rival terberatnya—palem milik Indri Greg Hambali—masing-masing dengan nilai 75,6 dan 74,6.
Sebetulnya penampilan juara kedua unik. Pucuk daun Pinanga disticha itu berwarna merah dan hijau. Biasanya ia hanya berwarna hijau atau merah saja. Tak heran bila kolektor tanaman hias asal Dubai yang berkunjung ke arena lomba langsung terpikat. Sang runner-up merupakan hasil silangan terbaru Greg Hambali.
Komoditas lain
Sansevieria merupakan komoditas lama yang baru dilombakan pertama kali pada Flona 2005. Peminatnya lumayan banyak, 27 peserta. Sansevieria tanduk milik Ani Suroso meraih posisi teratas dengan poin 84,8. Penampilan lidah mertua itu tambah cantik dengan pot berpitakan warna merah putih. Sosok tanaman sehat dan besar. “Ini sudah mature size (ukuran dewasa, red),” ujar Frans. Ia menang tipis dari gold fl ame koleksi Iwan yang mendapat nilai 84.
Persaingan ketat pun terjadi pada kelas sikas-sikasan dan paku-pakuan. Yang disebutkan pertama diikuti 21 peserta. Gelar juara 1 dan 2 direbut Ani Suroso. Glanidle blue miliknya memperoleh nilai 89,4 dan tryspinosus; 80. Zamia milik Hasan di Rawabelong, Jakarta, harus rela menempati posisi ke-3 dengan nilai 79,2.
Paku-pakuan diikuti 24 peserta. Juara 1 dan 2 dipegang Ani Suroso dengan nilai 79,2 dan 78. Juri memberikan poin 77,1 untuk pakupakuan milik Ulih dan berhak menempati posisi juara 3. (Rosy Nur Apriyanti)