Trubus.id — Tanaman eceng gondok Echornia crassipes kerap dianggap gulma di perairan seperti sungai dan danau. Faktanya, berdasarkan riset, ekstrak eceng gondok berkhasiat antikanker sehingga berpotensi untuk pengembangan obat kanker.
Valentina Indrajati, herbalis di Kota Bogor, Jawa Barat, menggunakan eceng gondok sebagai salah satu herbal dalam ramuan untuk antikanker.
“Saya menggunakan daun eceng gondok dalam bentuk serbuk yang saya kombinasikan dengan herbal lain. Tentu pemberian herbal sangat individual,” kata Valentina.
Secara umum resep herbal antikanker ala Valentina adalah 15 gram enceng gondok, 10 gram keladi tikus, dan 15 gram sambiloto. Rebus semua bahan dengan 300 ml air dan minum 2 kali sehari.
Menurut Valentina, eceng gondok mempunyai kandungan kimia yang berfungsi sebagai antibakteri yakni senyawa alkaloid, fenol, flavonoid dan terpenoid. Senyawa-senyawa itu mampu menghambat pertumbuhan bakteri sehingga bisa dijadikan herbal alternatif dari sekian banyak tanaman obat.
Bahkan, menurutnya, masyarakat di Taiwan mengonsumsi daun eceng gondok sebagai salad ataupun obat yang kaya karoten.
Eva Johannes dan rekan di Departemen Biologi, Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, meneliti efek sitotoksik ekstrak eceng gondok pada sel kanker. Hasilnya ekstrak kasar daun eceng gondok memiliki aktivitas sitotoksik pada sel kanker payudara.
dr. Nadia Bunga Anggraini, M.Si., anggota Tim Edukasi Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), mengatakan, adanya aktivitas sitotoksik menyatakan senyawa aktif dalam ekstrak kasar bersifat sinergis dalam menghambat pertumbuhan kanker.
Pasalnya, terapi dan pengobatan kanker cenderung menurunkan kualitas hidup pasien karena efek samping obat-obatan yang merusak sel tubuh yang sehat. Oleh karena itu, dibutuhkan alternatif pengobatan lain, seperti pemanfaatan eceng gondok.