Trubus.id–Kurma kerap menjadi andalan saat berbuka puasa. Herbalis di Kotamadya Batu, Jawa Timur, Wahyu Suprapto juga menganjurkan berbuka dengan mengonsumsi kurma atau buah tin segar.
“Jenis gula pada buah itu yaitu fruktosa sangat bagus sebagai sumber energi yang bisa cepat terserap tubuh setelah puasa,” ujar Wahyu.
Namun ia tak menganjurkan konsumsi kurma atau buah tin olahan seperti manisan.
Pemahaman konsumsi kurma saat berbuka puasa perlu dipahami adalah kurma segar, bukan olahan.
“Manisan kurma atau buah tin biasanya ditambah gula jenis glukosa. Hal itu justru tak baik bagi kesehatan terutama pankreas,” ujar Wahyu.
Hal itu pula yang membuat rasa lemas dan mengantuk setelah mengonsumsi makanan berkadar gula tinggi lantaran tubuh bekerja secara berlebihan, sehingga energi terkuras.
Menurut Suprapto kurma berkhasiat menambah energi tubuh secara cepat lantaran jenis gula yang terkandung di dalamnya yaitu berantai pendek cepat terserap tubuh. Itu membuat tubuh bisa langsung memanfaatkan kurma.
Selain itu serat kurma tinggi dan halus sehingga tidak mengganggu pencernaan. Sementara buah tin mengandung vitamin C dan betakaroten yang tinggi sebagai antioksidan.
“Selain segar, konsumsi buah tin bisa juga dibuat salad,” ujar Wahyu.
Untuk menambah stamina plus menjaga daya tahan tubuh bisa mengonsumsi jamu atau ramuan herbal. Namun, menurut pengajar di Jurusan Obat Tradisional, Universitas Airlangga itu konsumsi jamu sebaiknya setelah berbuka puasa alias saat perut terisi. Ia tak menganjurkan saat sahur atau perut kosong.
“Kandungan minyak asiri pada beragam herbal bisa mempercepat gerak peristaltik usus. Jika perut dalam keadaan kosong, maka tidak ada yang diproses oleh gerakan itu. Yang paling sederhana bisa menyebabkan diare,” ujar Wahyu.
Dr Arijanto berpendapat serupa, khususnya pada herbal temulawak Curcuma xanthorrhiza yang sejatinya bisa menjaga kesehatan liver, pencernaan, dan daya tahan tubuh manusia.
“Temulawak menjaga stamina tubuh tapi di satu sisi sifatnya menambah nafsu makan. Jika dikonsumsi saat saur, malah menambah rasa lapar saat berpuasa,” ujar alumnus Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya itu.
Maka konsumsi herbal sebaiknya setelah berbuka puasa. Beberapa herbal cocok dikonsumsi sebagai penambah stamina tubuh saat puasa.
Misalnya minuman kunyit asam, cabai puyang dan sari pace atau mengkudu. Wahyu Suprapto menganjurkan untuk meminumnya setelah berbuka puasa. Cara membuatnya juga sederhana.
“Untuk kunyit asam, parut satu rimpang kunyit dan tambahkan 2 buah asam kawak atau asam jawa.
Rebus semua bahan dengan 1,5 gelas air lalu tambahkan madu sesuai selera. Kunyit asam menjaga kesehatan organ dalam plus meningkatkan imun tubuh.
Untuk cabai puyang, ambil satu biji cabai jawa Piper retrofractum dan 2—3 iris lempuyang Zingiber aromaticum lalu memarkan kedua bahan itu. Rebus dengan 1,5 gelas hingga tersisa 1 gelas dan tambahkan madu sesuai selera.
“Cabai puyang berkhasiat menghangatkan badan dan memperlancar peredaran darah, sehingga tidak mudah sakit dan energi maksimal,” kata Wahyu.
Herbal lain, ambil buah mengkudu mengkal dan setengah rimpang laos. Cara pembuatannya sama dengan cabai puyang dan kunyit asam.
Untuk penderita mag yang ingin tetap dapat berpuasa, “Sebaiknya sudah dipersiapkan 2—3 pekan sebelum memasuki bulan puasa,” ujarnya.
Ramuan itu berisi 15 g rimpang lempuyang, 15 g rimpang kencur Kaempferia galanga, 20 g rimpang temukunci Boesenbergia pandurata, 20 g rimpang temulawak, 15 g biji ketumbar Coriandrum sativum, 10 g biji kedawung Parxia roxburghii, 15 g daun trawas Tetranthera brawas, 10 g rimpang kapulaga Amomum cardamomum, dan 15 g biji merica bolong Melaleuca leucadendra.
Ambil 2 sendok teh setiap herbal dalam bentuk serbuk kering itu, lalu rebus dengan 1,5 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Konsumsi sehari sekali setelah berbuka puasa atau saat perut sudah terisi.
“Semua bahan akan bersatu padu menyehatkan lambung, usus, dan pencernaan secara umum, sehingga penyakit mag bisa teratasi dan tidak mengganggu saat berpuasa,” ujar Wahyu.