Saat deru mesin mobil berhenti di garasi, dan artis itu muncul, mereka menyambut riang. Ritual itu berlangsung hampir setiap malam, meski Meisya pulang larut.
Abu, Blondi, Cinot, dan Simen bukan dayang-dayang Meisya, model sebuah iklan sampo terkenal. Mereka kucing persia kesayangan. Si Abu dan Blondi, kucing persia betina berbulu abu-abu dan hitam dengan warna kombinasi. Pasangan mereka, Cinot dan Simen. Persia jantan berbulu kuning dan cokelat muda.
Biasanya begitu Meisya tiba di rumah, keempatnya langsung mengiringi langkah sang tuan hingga ke kamar. Letih usai syuting sirna seketika saat melihat wajah polos dan tampang lucu kucing-kucing itu. Pemeran Sofia dalam sinetron Julia Jadi Anak Gedongan itu lantas tidur seranjang dengan mereka. Malam-malam tak akan dilewatkan begitu saja tanpa kehadiran Abu dan kawan-kawan.
Kangen setiap saat
Usai bangun tidur, ia senantiasa menyempatkan diri bercanda atau sekadar membelai bulu halus mereka. Cintaternyata tak bertepuk sebelah tangan. Buktinya mereka berebut duduk di pangkuan Meisya saat menonton televisi.Yang lain bergelayut manja. Malahan bungsu 4 bersaudara itu kerap mengajakbicara 4 persianya.
Hubungan Meisya dan keempat persianya memang amat intim. Pantas bila kerinduan acap dirasakannya ketika syuting di luar kota atau bila pergi meski cuma sesaat. “Saya sering kangen mereka kalau lagi suntuk di lokasi syuting,” kata juara 3 Gadis Sampul 1993 itu. Kerinduan kepada kucingnya kadang tak terbendung. Itulah sebabnya, wanita kelahiran Bandung itu selalu menyempatkan diri untuk menelpon ke rumah. Sekadar menanyakan keadaan Cinot dan ketiga kawannya.
Saking dekatnya Meisya dengan mereka, sampai-sampai timbul perasaan bersalah jika berpisah dengan klangenannya. Layaknya seorang ibu, ia tak ingin berpisah dengan binatang kesayangannya.
Pilihannya Persia
Kecintaan kepada kucing telah tumbuh sejak kecil. Awalnya, kucing kampung yang melintas di depan rumah di Bandung menjadi peliharaan. Walaupun keluarga mengkhawatirkan hobinya, Meisya tetap bersikukuh untuk memelihara hewan karnivora itu. Saking cintanya, jika ada kucing mati, ia tak ragu memungut di jalan bahkan di tong-tong sampah. Wajar, jikaia marah kucingnya disepak, dibuang, atau dipukul.
Sejak Meisya pindah ke Jakarta, kerinduan memelihara kucing melandanya. Ia pun tertarik dengan persia. “Kucing persia kok lucu-lucu banget,” katanya saat melihat si cantik berbulu lembut itu di sebuah pet shop di Jakarta. Tanpa ragu, persia berwarna kuning, hitam, dan putih berpadu dengan bulu pirang yang halus itu dibeli seharga hampir Rp2.000.000. Blondi pun menjadi kucing persia pertama.
Meisya tak sekadar hobi memelihara. Ia beberapa kali membantu kelahiran si muka bulat itu. Saat Blondi melahirkan, ia perempuan berambut panjang itu sibuk mengurus segala macam keperluan. Mulai dari kardus, kain, dan lampu penghangat ia sediakan. Bahkan dengan penuh kasih sayang, Meisya menyeduh susu buatan bagi anak-anak kucing itu.
Ketelatenan menjaga kesehatan kucing tak usah diragukan lagi. Mulai dari urusan mandi, pakan, bahkan sampai penampilan selalu diperhatikan. Menemani si meong ke dokter hewan acap dilakoni. Tak sungkan, boarding (rawat inap untuk kucing, red) pun dilakukan untuk mempertahankan hidup klangenannya. Itu yang terjadi saat Blondi terserang penyakit kanker.
Tanpa berpikir panjang Blondi langsung boarding. Ketika membesuk ke klinik usai operasi, Meisya tak sanggup menyaksikan jarum infus tertancap di punggung klangenannya. Kesedihan menyeruak, air mata pun tumpah.
Begitu pun dengan si Abu. Kucing bermata jingga itu pernah terserang penyakit kulit. Boarding sampai rawat jalan dilakoni dengan penuh kesabaran. Borok hitam di leher kucing berbuntut musang itu membuat Meisya tak bisa tidur gara-gara memikirkan penderitaan Abu. “Saya merasakan jerih payahnya memelihara kucing, makanya nggak mau memberi,” kata anak Emir Siregar itu sembari tersenyum.
Salon
Kucing berbulu panjang dan berekor rumbai itu diperlakukan sangat istimewa. Harap mafhum jika bintang iklan sabun mandi itu rutin membawa koleksinya ke salon kucing. Di sana Abu dan kawankawannya potong kuku. Bahkan untuk menjaga kelembutan bulu, Meisya tak ragu meminumkan obat penghilang kutu. Wangi parfum pun disemprotkan ke tubuh persianya.
Untuk pakan, ia menyediakan catfood jenis basah dan kering. Tak jarang si meong minum susu buatannya untuk menjaga kesehatan. Ia pun tak perhitungan mengenai pakan persianya. “Sebulan bisa Rp750.000—Rp1-juta buat mereka,” kata pecinta warna kuning itu. Untuk urusan mandi si pus meong, wanita kelahiran 13 April 1979 itu tak mau mengambil risiko. Setiap 2 minggu sekali petugas salon datang ke rumahnya. Ia tinggal mengawasi kucing-kucingnya saat dibersihkan.
Kucing persia bagi Meisya tak ubahnya belahan jiwa. Kasih sayangnya ditumpahkan untuk mereka. Sebab, kucing-kucing itu juga telah memberikan keceriaan dalam hidup perempuan cantik itu. (Rahmansyah Dermawan)