Biji memicu, kulit buah meredakan. Itulah hubungan buah melinjo dan asam urat.
Siapa tak tergiur melihat emping melinjo pedas dengan rasa gurih dan sedikit pahit yang khas. Belum lagi jika biji lezat itu diolah menjadi sayur asam dan sayur lodeh. Namun, penderita penyakit gout atau asam urat adalah pengecualian. Jangankan menghabiskan, untuk mencicipi saja mereka harus berpikir ulang. Harap mafhum, kudapan sedap itu memanjakan lidah sekaligus memicu asam urat.
Namun, Prof Dr H Subandi MSi dari Jurusan Kimia, Universitas Negeri Malang, mempunyai informasi sebaliknya. “Melinjo justru antiasam urat. Namun khasiat itu bukan terdapat dalam daging buahnya,” kata Subandi. Pernyataan alumnus Jurusan Kimia Institut Teknologi Bandung itu bukan isapan jempol. Riset terbaru membuktikan kulit melinjo justru berkhasiat mencegah penyakit gout.
Soda gembira
Hasil riset Sri Wulandari, mahasiswa bimbingan Prof Subandi, menunjukkan senyawa yang terkandung pada kulit Gnetum gnemon itu mampu menghambat kinerja xantin oksidase—enzim pensintesis asam urat. Tak main-main, Sri membandingkan dengan allopurinol, obat penurun asam urat yang banyak dikonsumsi masyarakat. Allopurinol menghambat xantin oksidase lantaran memiliki struktur mirip xantin.
Sementara proses akitvasi enzim itu berawal saat seseorang mengonsumsi purin. Menurut Prof Subandi purin berfungsi untuk mensintesis deoxyribose-nucleic acid (DNA), sehingga saat manusia dalam masa pertumbuhan purin digunakan untuk membangun tubuh.
Saat mencapai usia dewasa, pertumbuhan terhenti sehingga purin tidak termanfaatkan dan menumpuk. Purin itu diubah menjadi asam urat yang seharusnya dibuang ke luar tubuh. Dokter spesialis penyakit dalam dari rumahsakit dr Soetomo, Surabaya, dr Arijanto Jonosewojo, SpPD menuturkan penyebab asam urat berlebih bisa dari faktor internal atau gangguan dalam tubuh.
Penyebab eksternal antara lain mengonsumsi makanan-makanan berkadar purin tinggi seperti udang, kepiting, cumi-cumi, dan jeroan. Bahkan beberapa tanaman juga mampu menaikkan asam urat seperti daun singkong dan biji melinjo. Namun, bukan berarti terlarang sama sekali untuk mengonsumsi makanan itu. Arijanto menuturkan, untuk mencegah asam urat tinggi imbangi dengan meminum soda.
“Kalau makan makanan berpurin tinggi jangan minum air jeruk karena akan mempercepat proses pengkristalan, sebaiknya minuman bersoda seperti soda gembira atau semacamnya. Perlu juga mengonsumsi air putih yang banyak,” tutur ujar dokter spesialis penyakit dalam alumnus Universitas Airlangga itu. Gejala penyakit gout berupa nyeri hebat di persendian tulang atau biasa disebut gout arthrithis.
Kulit muda
Yang paling membahayakan jika asam urat mengendap di ginjal sehingga menjadi batu ginjal. Selain dari gejala, seseorang dikatakan berasam urat lebih jika melebihi ambang batas. Menurut Arijanto kadar asam urat pada perempuan dewasa 3,5—5,7, sementara pada laki-laki 3,5—7. “Bahkan jika sudah menyentuh 8,4, kecenderungannya sudah batu ginjal,” ujar dr Arijanto.
Untuk mengekstrak kulit melinjo, Sri Wulandari merebus sekilogram buah melinjo lalu memisahkan kulit dan dagingnya. Kemudian ia mengeringkan kulit itu lalu memblender hingga menjadi serbuk simplisia berkadar air kurang dari 10% untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme saat penyimpanan. Sri menggunakan serbuk itu setelah mengekstraksi selama 24 jam dengan etanol 70%.
Hasilnya ekstrak etanol kulit melinjo muda mentah dan rebus dosis 100 ppm berdaya hambat 54,55%. Itu lebih tinggi daripada obat penurun asam urat allopurinol berkadar 10 ppm yang mencapai 27,28% (lihat Kulit Antigout). Ekstrak etanol kulit melinjo muda rebus dan mentah pada dosis 100 ppm setara dengan 19,9 ppm allopurinol.
“Mekanisme proses itu mirip reaksi obat allopurinol yaitu menghambat kinerja xantin oksidase, ” ujar Prof Subandi.
Hasil uji fitokimia menunjukkan kulit melinjo mengandung beragam senyawa hebat berkhasiat seperti flavonoid, saponin, dan polifenol. “Senyawa-senyawa pada kulit melinjo itu semakin kuat reaksinya saat bekerja bersama-sama. Namun, akan melemah saat diisolasi untuk beraktivitas sendiri-sendiri,” kata Subandi. Riset itu juga membuktikan kulit melinjo muda lebih kuat daya hambatnya dibanding kulit melinjo tua.
Keseimbangan
Menurut Subandi senyawa metabolit sekunder pada tanaman muda lebih tinggi. “Sebagai bentuk pertahanan diri,” ujar ayah 2 anak itu. Itulah sebabnya kulit melinjo muda lebih kuat daya hambatnya. Khasiat kulit melinjo sebagai asam urat memang relatif baru. Selama ini buah purba itu identik sebagai pemicu asam urat sehingga masyarakat menjauhinya.
Wajar jika para herbalis belum meresepkan kulit melinjo untuk mengatasi asam urat. Herbalis di Kotamadya Batu, Jawa Timur, Wahyu Suprapto, tidak menggunakan bahan itu. Untuk mengatasi asam urat ia menggunakan racikan beragam serbuk herbal meliputi 15 g rimpang jahe, 15 g rimpang kencur, 15 g rimpang lempuyang, 15 g daun meniran, 15 g akar jeringau, 20 g kumis kucing, dan 20 g akar alang-alang.
Menurut Prof Subandi, fakta efek kulit melinjo yang bertolak belakang dengan bijinya mirip kasus kacang tanah. “Dengan meminum rebusan kulit kacang juga malah mencegah asam urat, yang bertolak belakang dengan efek buruk bijinya,” ujar pria kelahiran Malang, 5 November 1950 itu. (Bondan Setyawan)