Trubus.id— Kehadiran hama pada tanaman hortikultura membuat khawatir petani. Serangan hama yang tidak segera dikendalikan dapat menggagalkan panen. Itu pula momok yang mengintai hama kubis. Berikut ini ada beragam upaya untuk mengatasi serangan hama seperti ulat pada tanaman kubis.
Habis hama kubis
Harlina Kusuma Tuti dan tim dari Departemen Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor, memanfaatkan insektisida nabati untuk mengendalikan ulat Crocidolomia pavonana.
Ekstrak biji srikaya (0,015%) paling efektif memberantas larva hingga mortalitas 100% pada 72 jam pascaperlakuan. Ekstrak bunga kipait (5%) mematikan 88% larva pada 144 jam pascaperlakuan, sedangkan daun belimbing wuluh (5%) hanya 40%.
Biji srikaya mengandung asetogenin berupa squamosin dan asimisin sebagai racun perut. Senyawa aktif itu memengaruhi penyerapan makanan sehingga menghambat perkembangan larva.
Biopestisida alami untuk kubis
Ekstrak bawang putih efektif mengendalikan beberapa hama tanaman pangan dan hortikultura. Alasannya alisin, aliin, minyak asiri, saltivine, silenium, scordinin, dan metilalin trisulfida dalam bawang putih bersifat racun bagi hama tanaman.
Itulah hasil penelitian Iwan Ridwan Yusup dari Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Iwan melarutkan 68 g bawang putih yang dihaluskan dalam 210 ml air. Setelah itu ia menambahkan 15 gram gula pasir sebagai sumber nutrisi mikroorganisme.
Kemudian Iwan menambahkan 65 ml Lactobacillus caseii shirota dalam larutan dan memfermentasinya selama 13 hari. Berikutnya ia menyemprotkan larutan itu pada tanaman kubis yang terserang hama ulat Plutella xylostella. Hasil penelitian menunjukkan mortalitas ulat mencapai 87,5%.
Kenikir atasi ulat kubis
Ulat Plutella xylostella musuh utama kubis. Tanaman kubis berumur satu bulan bisa habis hanya dalam 3―5 hari. Periset dari Jurusan Proteksi Tanaman Universitas Jember, Rony Bachtiar Setyabudi meracik pestisida nabati dari akar kenikir Tagetes patula.
Rony mencuci bersih akar kenikir dan mengeringanginkan selama sepekan. Lalu, ia menghaluskan dengan pelumat hingga menjadi serbuk dan mengayaknya. Periset itu melarutkannya dalam akuades, mendiamkan selama 24 jam, dan menyaringnya.
Rony mencampurkan ekstrak dengan 0,01 ml triton sebagai pengemulsi dan mengaplikasikannya. Hasilnya 86,7% larva P. xylostella mati setelah penyemprotan 5 mg ekstrak akar kenikir per 100 ml air dalam waktu 24 jam.