Friday, July 11, 2025

Cetak Melon Berkualitas dengan Kulit Berjaring Tebal Tanpa Retak Buah

Rekomendasi

Trubus.id—Retak buah menjadi kendala bagi para pekebun melon. Seratus tanaman melon milik Erik Susanto misalnya, gagal panen akibat retak buah pada Januari 2023. Saat itu curah hujan tinggi sehingga air meluap dan masuk ke rumah tanam milik Erik.

Dampaknya akar tanaman terendam sehingga memicu retak buah. Erik pun kehilangan 100 kg melon. “Buah yang retak tidak laku dijual,” ujar pekebun di Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur, itu. Retak buah terjadi saat tanaman berumur 50 hari setelah tanam (hst).

Erik menuturkan, retak buah pada melon menyebabkan tekstur buah lembek. Daging buah pun hambar karena kadar kemanisan menurun. Pengalaman pahit itu menjadi pembelajaran bagi Erik.

Ia lantas memperbaiki saluran air di sekitar rumah tanam. Tujuannya supaya air hujan tidak masuk ke dalam rumah tanam. Erik menanam melon langsung di lahan dalam rumah tanam yang beratap plastik ultraviolet.

Tanaman anggota keluarga Cucurbitaceae itu tumbuh di atas guludan sepanjang 30 m. Jarak tanam antarguludan 70 cm. Erik menaburkan 2 g pupuk yang mengandung kalsium nitrat per tanaman saat tanaman berumur 40 hst—50 hst. Pemupukan saat tanaman berumur 40 hst, 45 hst, dan 50 hst.

Kalsium nitrat berfungsi mencegah keretakan buah. Erik menuturkan, pemupukan melon saat berumur 40 hst sangat penting lantaran buah mulai membesar dan membentuk jaring pada kulit.

Menurut Erik melon dengan kulit berjaring tebal menjadi incaran konsumen karena indikator kemanisan. Makin tebal jaring maka daging buah semakin manis.

Oleh sebab itu, Erik berupaya mempertebal jaring pada kulit buah. Caranya ia memupuk tanaman dengan campuran asam humat, fosfor, dan pupuk fermentasi urine kambing. Dosis masing-masing bahan sebanyak 0,2 ml yang dilarutkan dalam 20 liter air. Larutan itu cukup untuk 100 tanaman.

Aplikasi bersamaan dengan pemberian pupuk kalsium nitrat yakni pada tanaman 40 hst, 45 hst, dan 50 hst. Pria berusia 37 tahun itu juga memberikan nutrisi untuk penunjang pertumbuhan tanaman.

Erik menggunakan larutan yang mengandung unsur makro (N, P, K, Ca, Mg, S) dan unsur mikro (Cu, Mn, Zn, Fe). Dosis pemberian 1.025 ppm hingga 1.035 ppm. Frekuensi pemberian 3 hari sekali dengan sistem kocor.

Pemberian nutrisi mulai tanaman berumur 1 hst—60 hst untuk kebutuhan dasar tanaman. Erik mulai memanen buah pada umur 70 hst. Berkat ketelatenan itu, Erik mampu menghasilkan melon berkualitas. Bahkan pada saat musim hujan berikutnya tanaman utuh semua alias tidak ada yang retak. Jaring pada kulit juga tebal sehingga daging buah manis dan segar.

Baca juga artikel lain pada Majalah Edisi 654 Mei 2024. Dapatkan Majalah Trubus Edisi 654 Mei 2024 di Trubus Online Shop atau hubungi WhatsApp admin pemasaran Majalah Trubus.

Artikel Terbaru

Inovasi Masker Kombinasi Lidah Buaya dan Kopi Robusta

Trubus.id – Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berhasil mengembangkan masker wajah berbahan kombinasi lidah buaya dan kopi robusta. Inovasi...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img