Monday, October 7, 2024

Mengatasi Krisis Global dengan Pangan Lokal

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id — Bincang-Bincang Wisma Hijau seri 75 digelar dengan mengusung tema “Bersatu Bangun Bangsa, Pangan Lokal Atasi Krisis Global”, Jumat (28/10). Tema itu diambil untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda.

Kegiatan ini menghadirkan tiga pemuda yang konsen dalam pengembangan diversifikasi pangan lokal. Mereka adalah Dr. Driando Ahnan dari Tempe Movement, Riza Azyumarridha Azra dari Rumah Mocaf Banjarnegara, dan Arto Biantoro dari Indonesia Brand Activists Network, dengan dimoderatori oleh Emilia Setyowati, Sekretaris Eksekutif Bina Swadaya.

Dari kegiatan tersebut, para pemuda itu membuka paradigma baru terkait potensi pangan lokal, yang mana dapat memompa semangat pemuda lain untuk mengikuti jejak perjuangan mengenalkan pangan lokal Indonesia ke dunia.

Menurut Dr. Driando Ahnan dari Tempe Movement, salah satu pangan lokal Indonesia yang harus menjadi kebanggaan bersama adalah tempe. Seperti diketahui, tempe merupakan sumber protein yang dibutuhkan masyarakat dunia.

“Seperti di London, masyarakatnya juga butuh mengonsumsi protein, mereka butuh tempe. Tempe juga mempunyai kandungan gizi yang mampu bersaing dengan sumber protein lain seperti daging,” kata Ando.

Riza Azyumarridha Azra dari Rumah Mocaf  Banjarnegara, mengatakan, pangan lokal bisa menjadi alternatif untuk menjaga ketahanan dalam menghadapi isu krisis pangan global. Salah satunya, singkong yang bisa diolah menjadi tepung mocaf dan berpotensi menggantikan tepung terigu yang selama ini masih impor.

Sebetulnya, Indonesia tidak perlu mengimpor tepung terigu lagi, tetapi lebih baik memanfaatkan sumber daya pangan lokal seperti singkong sebagai bahan pangan sehat yang perlu dinaikkan kembali derajatnya. Ironisnya, tepung mocaf merupakan tepung paling dicari oleh negara Eropa, sedangkan Indonesia malah mengimpor tepung terigu.

“Melalui Hari Sumpah Pemuda ini, kita bisa memulai gerakan bersama untuk berdaulat pangan,” kata Riza.

Sementara itu, Arto Biantoro dari Indonesia Brand Activists Network, menyebut, awal kebangkitan bangsa Indonesia diawali dari Sumpah Pemuda. Melalui gerakan seorang pemuda bangsa ini mampu menghadapi tantangan yang ada. Salah satunya, menjaga ketahanan pangan dengan pangan global.

Namun, menurutnya, mengomunikasikan sesuatu yang tidak populer seperti pangan lokal tempe dan singkong itu membutuhkan konsistensi, energi, semangat, ekosistem, dan tentu saja mindset yang kuat.

“Ini yang saya pikir penting menjadi kolaborasi yang sulit, mereka berdua (Ando dan Riza) tahu bahwa mereka ini sedang memilih jalan yang sulit. Menjalani sesuatu yang sulit itu keren,” papar Arto.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Pemupukan Berimbang Dongkrak Produksi Jagung Petani Di Bone

Trubus.id—Kombinasi pupuk anorganik dan pupuk organik cair (POC) mendongkrak produksi jagung milik Andi Jamal. Petani di desa Ponre-ponre, Kecamatan...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img